Berita Warga Israel Was-was Kondisi Sandera Usai Qatar Tunda Mediasi Gaza

by


Jakarta, Pahami.id

Ribuan warga Israel demonstrasi di Tel Aviv telah berakhir Qatar mengumumkan bahwa mediasi antara Hamas dan Israel untuk mencapai gencatan senjata di Gaza ditunda hingga Sabtu (9/11) waktu setempat.

Qatar adalah perantara utama gencatan senjata yang akan membantu memulangkan tahanan Hamas.

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka khawatir akan sandera yang ditahan oleh Hamas setelah mediasi dihentikan.


Mereka berdemonstrasi memegang spanduk bertuliskan ‘400’ yang menandai jumlah hari sejak para sandera ditangkap pada 7 Oktober 2023.

Seorang pengunjuk rasa bernama Ruti Lior mengatakan dia tidak yakin akan sejauh mana pengaruh Qatar dalam mewujudkan gencatan senjata dan kembalinya sandera, namun masih sangat prihatin dengan keputusan Doha untuk menarik diri dari perundingan tersebut.

“Ini menjadi bukti lebih lanjut bagi saya bahwa memang tidak ada keseriusan. Dan perjanjian ini disabotase,” katanya kepada AFP.

Pengunjuk rasa lainnya mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap Qatar yang dirasa gagal sebagai mediator. Mereka pun menyalahkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas hal ini.

Unjuk rasa pada hari Sabtu menampilkan tampilan topeng yang menggambarkan Netanyahu disertai dengan kata-kata “Bersalah.” Ada juga poster protes lain yang bertuliskan “Kesepakatan Sandera sekarang” dan “Jatuhkan senjatamu, hentikan perang”.

Israel menyatakan, dari 251 sandera yang ditahan Hamas pada 7 Oktober, 97 di antaranya masih berada di Gaza. Jumlah ini termasuk 34 sandera yang menurut pasukan Israel telah terbunuh.

Warga Israel melakukan protes setiap minggu untuk menekan pemerintah mereka agar berbuat lebih banyak guna menjamin pembebasan tahanan.

Sebelumnya, upaya menengahi gencatan senjata antara Hamas dan Israel terbukti tidak membuahkan hasil.

Qatar juga menunda mediasi sampai kedua belah pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan dalam perundingan gencatan senjata.

Qatar, yang menjadi tuan rumah bagi kepemimpinan politik Hamas sejak 2012 dengan restu Amerika Serikat (AS), telah terlibat dalam diplomasi selama berbulan-bulan yang bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza.

Namun, perundingan tersebut berulang kali menemui hambatan sejak gencatan senjata selama seminggu pada November 2023. Baik Israel maupun Hamas saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

(pta/pta)