Jakarta, Pahami.id —
Warga Permukiman Wih Dusun Jamat, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Acehmasih terisolir karena jalan menuju desa terputus total karenanya banjir Dibandingkan tiga minggu lalu.
Warga pun meminta pemerintah segera membuka akses jalan di desa tersebut karena hingga saat ini masih terisolir.
“Sudah 25 hari, sudah tidak bisa lagi,” kata warga Desa Jamat, Sertalia, Aceh Tengah, Sabtu (20/12).
Kampung Jamat merupakan salah satu desa terpencil di Aceh Tengah akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor. Pintu masuk ke desa terputus total.
Warga desa berharap akses jalan di desanya dapat segera pulih dan meminta pemerintah merespons lebih cepat dan tanggap.
Ia mengungkapkan, banyak warga sekitar yang kesulitan mendapatkan pangan. “Kami tidak mau mengemis, tapi tolong buka akses jalan kami agar kami bisa berusaha,” kata Sertalia.
Dikatakannya, tiga minggu telah berlalu sejak terjadinya bencana, dan masih belum ada upaya perbaikan dan pemulihan yang dilakukan pemerintah terhadap desa mereka.
Menurut dia, kondisi warga desa juga semakin sulit karena mereka kehabisan bahan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya untuk melanjutkan hidup.
Sementara bantuan logistik yang diterima warga, kata Sertalia, sangat terbatas dan masih jauh dari kata cukup.
“Kita sudah kehabisan tenaga untuk bekerja sama, membangun tenda pengungsi, mengumpulkan harta benda yang masih bisa digunakan, membuka jalan dan membangun jembatan,” ujarnya.
Banjir bandang dan tanah longsor tiga pekan lalu menyebabkan empat desa di kawasan pemukiman Wih Dusun Jamat hilang. Yakni Kampung Jamat, Kute Reje, Delung Sekinel, dan Kampung Reje Payung.
“Sebanyak 120 KK dari empat desa tersebut kini tinggal di pengungsian, desa tersebut berubah menjadi sungai dan tersapu banjir bandang,” ujarnya.
(antara/rds)

