Jakarta, Pahami.id –
Wakil Menteri Urusan Politik dan Koordinator Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paul telah meminta negara untuk segera mengungkapkan kasus kematian Diplomat Kementerian Luar Negeri RI (Kementerian Luar Negeri Indonesia) Arya Daru alias ADP (39) di Jakarta Center.
“Kami berharap ini segera dijawab,” kata Lodewijk ketika bertemu di Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan, Jakarta Tengah, seperti yang dilaporkan Di antaraJumat (25/25).
Tingkat Lodewijk, Kepolisian Nasional dalam kasus Polisi Metropolitan Jakarta telah bekerja dengan baik dan sejalan dengan prosedur dalam menangani kasus kematian ADP.
Meskipun telah bekerja secara optimal, Lodewijk juga terbuka untuk kritik dan saran dari publik untuk mengimplementasikan polisi nasional dalam kasus kematian diplomat.
“Kami benar -benar menghormati langkah -langkah yang diambil oleh Kepolisian Nasional serta koreksi yang diambil, salah satunya berasal dari kompleksitas,” Lodewijk menjelaskan.
Sebelumnya, Komisaris Polisi Metropolitan Jakarta Ade Syam Indradi mengatakan penyelidik telah memeriksa rekaman CCTV pada 20 poin termasuk lingkungan rumah yang meninggal dan beberapa tempat untuk dikunjungi, termasuk kantor.
“Rekaman itu adalah rekaman selama tujuh hari terakhir. Inspeksi bukti digital masih dilakukan oleh tim digital forensik dan analisis dari Direktur Investigasi Kepolisian Metro Jaya,” katanya, Kamis.
Ade Ary mengatakan bahwa partainya juga memeriksa 15 saksi yang terdiri dari orang -orang di sekitar pondok, pekerjaan, keluarga Arya Daru, dan dari mereka yang terakhir berkomunikasi dengannya.
Diplomat Young ADP ditemukan tewas oleh penjaga rumah asrama pada 8 Juli di ruang asrama di Jakarta dengan kepala yang dibungkus pita.
Tubuhnya otopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengetahui penyebab kematiannya. Komisi Kepolisian Nasional (Compoly) berharap penyebab kematian Arya Daru dapat segera terungkap.
Komisaris kompolik Mohammad Choirul Anam mengatakan beberapa bukti telah diajukan oleh polisi metropolitan Jakarta, termasuk rekam jejak digital, hanya menunggu otopsi.
Dia juga menyebutkan bahwa tidak ada hambatan yang terkait dengan pengungkapan kasus ini. “Otopsi sederhana -hanya permanen dan segera diumumkan karena ini penting. Peristiwa ringan, membuat banyak hal mungkin,” kata Anam.
(WIW)