Berita Vatikan Buka Suara Soal Parodi ‘Perjamuan Terakhir’ di Olimpiade Paris

by


Jakarta, Pahami.id

Vatikan mengomentari upacara pembukaan Olimpiade Paris yang dianggap parodi lukisan ‘Perjamuan Terakhir’ karya Leonardo da Vinci. Lukisan ini menggambarkan perjamuan terakhir Yesus Kristus sebelum penyalibannya.

Reuters dilaporkan menurut pernyataan resmi Vatikan bahwa negara terkecil di dunia yang dipimpin oleh Paus merasa sedih atas parodi tersebut.


“Tahta Suci sedih dengan pemandangan tertentu pada upacara pembukaan Olimpiade Paris dan mau tidak mau ikut serta dengan suara-suara yang muncul dalam beberapa hari terakhir untuk menyesalkan penghinaan yang dilakukan terhadap banyak umat Kristiani dan penganut agama lain,” tulis Vatikan dalam pernyataannya. pernyataan resmi. pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Perancis.

Upacara pembukaan Olimpiade Paris yang diadakan pada tanggal 26 Juli berisi adegan-adegan alkitabiah seperti penampakan Yesus dan para rasulnya yang berbagi makanan terakhir sebelum penyaliban.

Bagian yang bermasalah adalah pertunjukan tersebut menampilkan seorang waria, model transgender, dan penyanyi telanjang sebagai dewa anggur Yunani, Dionysus.

Penyelenggara Olimpiade Paris 2024 meminta maaf atas kejadian tersebut dua hari setelah upacara pembukaan. Mereka mengatakan tidak pernah ada niat untuk tidak menghormati kelompok agama mana pun.

Direktur artistik di belakang layar mengatakan bahwa drama tersebut tidak terinspirasi oleh Perjamuan Terakhir, melainkan sebuah festival pagan yang terkait dengan sejarah Olimpiade.

“Dalam ajang bergengsi di mana seluruh dunia dipersatukan oleh nilai-nilai yang sama, tidak boleh ada sindiran yang mengolok-olok keyakinan agama banyak orang,” kata Vatikan.

“Kebebasan berpendapat, yang jelas-jelas tidak dipertanyakan, menemukan batasnya dalam hal menghormati orang lain,” tambahnya.

Dalam keterangan resminya, Vatikan tidak menjelaskan alasan pihaknya mengeluarkan pernyataan tersebut lebih dari seminggu setelah upacara pembukaan.

Paus Fransiskus melakukan panggilan telepon pada tanggal 1 Agustus dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, di mana Erdogan mengatakan kedua pemimpin tersebut membahas peristiwa Paris.

(biaya)