Berita Uangnya Akan Kembali ke Masyarakat

by
Berita Uangnya Akan Kembali ke Masyarakat


Jakarta, Pahami.id

Wakil Ketua Komisi III Parlemen Indonesia Ahmad Sahroni Meningkatkan suara mereka pada laba bersih anggota DPR RP100 juta Sorotan dan kritik terhadap publik baru.

Sahroni memahami bahwa anggota DPR adalah pegawai negeri yang dibayar oleh publik. Namun, katanya, pendapatan kembali ke masyarakat melalui program pemilihan masing -masing dan bantuan (distrik pemilihan) dan bantuan.

“Kami anggota DPR sadar bahwa kami adalah pegawai negeri yang dibayar oleh masyarakat, dan pada akhirnya, uang itu akan kembali ke masyarakat. Melalui apa yang salah satu dari mereka adalah program pekerjaan dan berbagai bantuan sesuai dengan aspirasi orang -orang di distrik pemilihan,” kata Sahroni dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (8/20).


Sahroni memberinya contoh terpilih dari wilayah pemilihan DKI Jakarta III termasuk Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan ribuan pulau. Menurutnya, masalah banjir telah menjadi masalah besar bahwa orang -orang dalam pemilihan sering digulingkan.

“Misalnya, untuk daerah pemilihan saya salah satu masalah yang paling umum adalah banjir. Ya, tim saya akan membentuk program yang relevan untuk membantu dan mengatasi banjir,” katanya.

Masalahnya adalah, katanya, tidak semua anggota DPR menerbitkan kegiatan mereka di media sosial. Namun dia yakin publik masih merasakan manfaat dari program yang dijalankan oleh perwakilannya di Parlemen.

“Ya, seperti yang diberikan oleh tangan kanan, tangan kiri tidak tahu, tetapi saya yakin, jika diminta kepada masyarakat dalam pemilihan masing -masing, tentu saja merasakan program dan bantuan dari anggota dewan yang dipilih,” kata Sahroni.

Beberapa pihak mengirim kritik terhadap pendapatan anggota DPR yang mencapai lebih dari Rp100 juta setiap bulan. Bahkan, kinerja mereka sering menjadi fokus.

Meskipun gaji dasar relatif kecil, seluruh sosok dapat berkali -kali dengan tunjangan dan kenyamanan. Dimulai dengan tunjangan kehormatan, posisi, dana istirahat, untuk tunjangan rumah.

Peneliti Forum Komunitas Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus mengungkapkan bahwa uang yang diterima pada bulan -bulan bulan itu sangat besar, belum jika tunjangan dan dana aspirasi dihitung.

Dia mengatakan Parlemen memiliki lima kali setahun. Jumlah uang tidak disebut lelucon.

“Di masa lalu, Krisdayanti (PDIP DPR) mengatakan angka Rp450 juta diberikan lima kali setahun. Kemudian ada juga dana istirahat yang diberikan delapan kali dengan total 140 juta. Informasi tersebut disampaikan Cnnindonesia.comRabu (8/20).

Namun. Dia mengatakan periode baru di periode baru itu hanya menerima tunjangan rumah sebesar Rp50 juta karena penggantian fasilitas perumahan telah dihapuskan.

“Semua yang ada adalah tunjangan perumahan yang diperkirakan sejak tahun lalu, karena DPR dipindahkan oleh Sekretariat Negara,” katanya.

(THR/DMI)