Serangan, Pahami.id –
Menteri Lingkungan (LH) Hanif Faisol Nurofiq dikritik terorisme Apa yang diklaim oleh anggota CSO dan penjaga keamanan perusahaan kepada beberapa jurnalis di Banten, Banten, Kamis (8/21) sore.
Wartawan yang menjadi korban kekerasan termasuk kegiatan Kementerian LH yang akan menutup polutan lingkungan dalam berita, menyerang kegelapan.
“Sebelumnya, kami berterima kasih kepada Kepala Kepala Polisi, mengikuti dengan cepat atas kenyamanan kami,” kata Hanif.
Perusahaan yang ditutup oleh Kementerian LH adalah pencairan PT PT. Perusahaan ditutup, karena melanggar lingkungan dengan rilisnya.
Meskipun telah diperingatkan berulang kali, Kementerian LH menyatakan bahwa perusahaan peleburan timah tetap keras kepala dan bahkan memperluas kapasitas produksinya.
“Penegakan hukum lingkungan sedang dilakukan, kami sarankan berhenti untuk menutup seluruh industri sampai proses hukum selesai,” katanya.
Menurut pernyataan formal dari Kementerian LH, seorang jurnalis dan karyawan mereka terluka dalam serangan terhadap organisasi massa dan petugas keamanan perusahaan.
Insiden itu dimulai setelah wartawan mewawancarai Wakil Gakkum KLH/Kepala Polisi BPLH Rizal Irawan. Kemudian, pengontrol perusahaan memanggil wartawan, yang mengarah ke tindakan kekerasan.
“Dalam insiden itu, seorang jurnalis dan anggota tim Biro Hubungan Masyarakat terluka akibat tindakan oleh perusahaan,” kata Sekretaris KLH Rosa Vivien.
Kementerian LH mengutuk serangan terhadap jurnalis, karena mengganggu kebebasan jurnalisme, keselamatan publik, mencerminkan komitmen perusahaan yang lemah terhadap prinsip -prinsip tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab, dan sikap yang ditandai yang bertentangan dengan kebebasan surat kabar dan perlindungan jurnalis.
“Kami akan berkoordinasi dengan petugas penegak hukum untuk memastikan bahwa seluruh proses hukum berjalan dengan ketat, serta memberikan bantuan kepada mereka yang menjadi korban dari insiden ini,” katanya.
Kritik terhadap surat kabar AJI dan LBH
Kritik terhadap kekerasan terhadap surat kabar itu juga berasal dari aliansi jurnalis independen (AJI) Jakarta Banten Bureau dan LBH Press. Mereka mendesak para pemain dari delapan wartawan di serangan yang akan ditangkap.
“Menurut informasi dari para korban, kekerasan diduga dilakukan oleh kombinasi brimobs yang tidak bertanggung jawab, keamanan perusahaan, organisasi massa, dan karyawan perusahaan,” kata pernyataan bersama AJI dan LBH Press yang diterima pers yang diterima pers yang diterima Cnnindonesia.com.
Siaran pers ditandatangani atas nama Jakarta Bureau Aji Jakarta M Iqbal dan Direktur Eksekutif LBH Press Mustafa.
Salah satu jurnalis yang dilindungi, dan juga korban kekerasan, mengatakan mereka dipukuli setelah kementerian petugas LH meninggalkan situs tersebut. Menurutnya, salah satu wartawan pertanggungan adalah seseorang yang mengenakan Brimob.
“Sebagai akibat dari insiden itu, beberapa wartawan menderita cedera serius dan dibawa ke rumah sakit. Meskipun jurnalis lain harus berlari untuk menyelamatkan diri beberapa kilometer. Selain wartawan, wakil Gakkum KLHK juga menjadi korban penganiayaan,” kata Aji-LBH Press.
Atas dasar itu, Aji dan LBH Press mendesak polisi distrik Banten dan polisi nasional untuk segera menangkap dan memproses hukum semua pemain, baik dari unsur -unsur peralatan, keamanan perusahaan, dan organisasi massa. Tidak ada kekecewaan bagi polisi yang terlibat.
“Kekerasan terhadap jurnalis, terutama dalam kaitannya dengan masalah lingkungan, adalah ancaman serius bagi penegakan hukum dan upaya demokrasi.
Sementara itu, polisi distrik Banten mengaku menyelidiki pria itu dengan kemeja Brimob.
“Masih dalam penyelidikan, jika kita terbukti diproses, (unit mana) masih menyelidiki,” kata Kepala Kepolisian Banten Propam Murwoto, Kamis (8/21).
Seorang pria brimobal yang dikenal sebagai Herdianitu melarang kru media dari mengambil gambar di PT GRS. Dia juga dituduh berpartisipasi dalam kru media dan karyawan Kementerian LH yang menutup perusahaan peleburan timah.
“(Keberadaan Polisi Nasional di sini) kami akan mengeksplorasi, kami membebaskan polisi regional, apakah para brimob yang terlibat dalam insiden itu,” kata Murwoto.
(ynd/anak -anak)