Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Turki dituduh Israel sengaja memperluas perang dari Gaza ke Libanonsetelah serangkaian ledakan mematikan pada peralatan komunikasi pager dan walkie talkie minggu ini.
Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan eskalasi di kawasan ini mengkhawatirkan.
“Kami melihat Israel meningkatkan serangannya terhadap Lebanon selangkah demi selangkah,” kata Fidan AFP.
Ledakan bel pintu pada Selasa (17/9) yang disusul ledakan walkie talkie dan radio pada Rabu (18/9), menewaskan 32 orang dan melukai lebih dari 3.000 orang.
Israel sejauh ini belum berkomentar atau membenarkan serangan tersebut. Namun Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa “pusat gravitasi” Israel sedang bergerak ke utara.
Terkait hal tersebut, Türkiye juga menyalahkan Israel atas serangkaian insiden ledakan.
“Kita telah mencapai titik di mana operasi yang dilakukan Israel semakin provokatif, dan sebagai tanggapannya, Iran, Hizbullah, dan sekutu dekatnya tidak punya pilihan selain merespons,” kata Fidan.
Ia juga mengatakan, metode ledakan massal di Lebanon ini merupakan hal yang sering digunakan oleh organisasi intelijen.
“Tetapi perang ini berskala besar. Saat ini kami sedang memikirkan tentang Lebanon, namun selalu ada risiko perang yang mungkin melibatkan Yordania, Mesir, dan seluruh wilayah,” katanya.
Ketika ditanya apakah militer Turki akan mengambil tindakan menyusul ledakan di Lebanon, sumber kementerian pertahanan mengatakan angkatan bersenjata hanya menggunakan sistem komunikasi dan perangkat lunak lokal dan nasional.
Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghubungi Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati untuk menyampaikan belasungkawa atas gelombang ledakan mematikan tersebut.
(Dna)