Jakarta, Pahami.id –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Terkejut mengetahui presiden itu Liberal Joseph Boakai baik dalam bahasa Inggris.
Dengan wajah yang penasaran, dia bertanya di mana Boakai belajar bahasa Inggris sehingga bisa halus.
“Bahasa Inggris yang bagus. Sangat indah. Di mana Anda belajar bahasa Inggris dengan baik?” Trump bertanya setelah mendengar pernyataan dari Boakai ketika dia mengadakan pertemuan dengannya pada hari Rabu (9/7).
Trump makan siang dengan beberapa pemimpin Afrika di Gedung Putih pada hari Rabu. Makan siang diadakan di tengah pengumuman tarif impor AS yang akan berlaku mulai 1 Agustus.
Dalam acara tersebut, Trump makan dengan Presiden Liberia Joseph Boakai, presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye, presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló, Presiden Mauritania Mohamed Ould Ghazouani, kepada Presiden Gabon Brice Oligui Nguema.
Boakai, pada waktu itu, menyampaikan pidato singkat dengan menyatakan bahwa negaranya ingin menciptakan kerja sama dengan Amerika Serikat dalam perdamaian dan keamanan. Dia juga menyatakan harapannya bahwa AS senang berinvestasi di Liberia.
Mendengar pidato Boakai, Trump terkejut. Karena, Boakai berbicara bahasa Inggris dengan lancar di tengah -tengah para pemimpin Afrika yang kebanyakan orang Prancis.
Dengan rasa ingin tahu yang luar biasa, ia juga bertanya di mana presiden Afrika Barat belajar bahasa Inggris. Belum, Trump lagi bertanya apakah Bakai belajar di Liberia.
“Benar, tuan, [saya mempelajarinya di Liberia]”Jawab Boakai.
“Sangat menarik. Bahasa Inggris yang indah,” kata Trump, dilaporkan CNN.
Trump juga mengatakan bahwa ia memiliki staf yang menghadiri makan siang, tetapi tidak dapat berbicara bahasa Inggris segera setelah Boakai. Bahkan, mereka berasal dari Amerika Serikat yang secara kebetulan berbicara bahasa Inggris.
“Sangat menarik, terima kasih,” kata Trump untuk mengakhiri kekagumannya.
Liberia marah
Liberia didirikan pada tahun 1822 oleh komunitas kolonial Amerika yang bertujuan mendirikan anak -anak yang dibebaskan di Afrika. Negara itu kemudian menyatakan kemerdekaan pada tahun 1847.
Setelah kemerdekaan, beberapa bahasa muncul di Liberia, termasuk bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa resmi negara.
Sejumlah Liberia telah menyatakan kemarahannya atas kata -kata Trump kepada Boakai. Liberia menganggap Trump menghina Boakai, mengikuti pernyataannya tentang negara -negara Afrika dan tentang warisan kolonial AS di Liberia di masa lalu.
“Saya merasa terhina karena negara kita adalah negara berbentuk bahasa Inggris,” kata Archie Tamel Harris, pemuda Liberia, CNN.
“Saya tidak melihat kata -katanya sebagai pujian, saya pikir presiden AS dan komunitas Barat masih memandang Afrika sebagai penduduk desa yang tidak berpendidikan,” katanya.
Gedung Putih menanggapi komentar Liberia. Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Anna Kelly mengatakan kata -kata Trump hanyalah pujian yang tulus.
“Wartawan harus tahu bahwa Presiden Trump telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan stabilitas global dan negara -negara maju di Afrika dan lainnya dari Joe Biden,” katanya.
Menteri Luar Negeri Liberia Sara Beysolow Nyanti juga menanggapi keributan. Nyanti menekankan bahwa Boakai tidak tersinggung sama sekali dengan kata -kata Trump saat makan siang.
“Banyak orang tidak memahami batas -batas linguistik atau demografi linguistik di benua Afrika,” katanya.
“Apa yang dikatakan presiden jelas pengaruh bahasa Inggris Amerika di Liberia, dan presiden Liberia tidak tersinggung karena itu,” kata Nyanti.
Trump telah berulang kali memuji para pemimpin dunia agar dia memiliki keterampilan bahasa Inggris yang baik. Salah satunya adalah Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang juga dipuji dalam bahasa Inggris pada konferensi pers bersama. Jerman adalah negara yang menggunakan bahasanya sendiri dalam kehidupan sehari -hari.
Selain Merz, Trump juga memuji presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto karena memiliki keterampilan bahasa Inggris yang baik. Sama seperti Jerman, orang Indonesia menggunakan orang Indonesia sebagai bahasa resmi.
Mengenai kata -kata Trump tentang negara -negara Afrika, ia pernah mengatakan bahwa imigran dari negara -negara Afrika berasal dari “daerah kumuh.”
Pada bulan Mei, Trump juga merujuk pada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, menuduh Afrika putih sebagai korban pembantaian di negara itu.
(BLQ/DNA)