Jakarta, Pahami.id –
Israel menolak upaya perdamaian dengan Suriahmeskipun menjadi presiden Amerika Serikat Donald Trump Mendorong dialog dan perjanjian keamanan antara Tel Aviv dan Damaskus.
Menteri Pertahanan Israel Katz bersikeras bahwa Tel Aviv tidak berada dalam jalur perdamaian dengan Damaskus dan mengklaim bahwa kelompok Houthi Yaman aktif di Suriah.
“Israel tidak bergerak menuju perdamaian dengan Suriah karena ada kekuatan di dalam perbatasannya yang berpikir untuk menyerang kota-kota di Golan,” kata Katz dalam sesi tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Komite Pertahanan Knesset pada Rabu (26/11) seperti dikutip Agensi Anadolu.
Dia juga mengklaim bahwa Houthi dicurigai beroperasi di Suriah, dan menuduh kelompok tersebut merencanakan “invasi darat” ke Israel Utara.
“Masalah lain yang menjadi perhatian pejabat Israel adalah komunitas Druze di Suriah,” ujarnya dalam pernyataan yang dikutip lembaga penyiaran publik Kan pada Kamis (27/11).
Tentara Israel siap “mengintervensi lagi, termasuk dengan menutup perbatasan” jika terjadi insiden di Suriah selatan.
Belum ada komentar dari pihak berwenang Suriah atau kelompok Houthi atas pernyataan menteri Israel tersebut.
Pemerintah Suriah juga berulang kali menekankan bahwa mereka menjamin persamaan hak bagi semua kelompok di negaranya.
Mereka menuduh Israel menggunakan Druze sebagai alasan untuk ikut campur dalam urusan dalam negeri Suriah.
Dalam beberapa bulan terakhir, pertemuan antara Israel dan Suriah telah diadakan untuk mencapai kesepakatan keamanan.
Perjanjian tersebut bertujuan untuk memastikan penarikan pasukan Israel dari zona penyangga Suriah yang diduduki pada bulan Desember 2024.
Pasca jatuhnya rezim Bashar Al Assad pada akhir tahun 2024, Israel memperluas pendudukannya di Dataran Tinggi Golan Suriah dengan merebut zona penyangga demiliterisasi.
Langkah ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap perjanjian penarikan diri tahun 1974 antara Israel dan Suriah.
Berdasarkan data pemerintah, militer Israel telah melancarkan lebih dari 1.000 serangan udara di Suriah serta lebih dari 400 serangan lintas batas di wilayah selatan sejak Desember 2024.
(RNP/RDS)

