Berita Timor Leste Tak Patuh Kesepakatan

by
Berita Timor Leste Tak Patuh Kesepakatan


Kupang, Pahami.id

North Central Timor Regent (TTU), NUSA Tenggara Timur (Ntt), Yoseph Falentinus delalalle Kebo membuka suaranya setelah warganya di Kampung Inbate, distrik Bikomi Nilulat ditembak oleh polisi perbatasan Timor Leste ((Unidade patrullamamentent Fronteira/Upf) karena protes.

Dia mengatakan Timor Leste tidak mematuhi perjanjian untuk tidak memasang kepentingan di daerah yang masih dalam konflik atau status quo.

“Peristiwa itu terjadi karena Timor Leste, Timor Leste Police, UPF Timor Leste tidak mengikuti perjanjian yang disepakati,” katanya Cnnindonesia.comSenin (25/25).


Dia mengungkapkan pada hari Minggu (8/24) Timor Leste meminta izin untuk memasang bunga perbatasan. Meskipun warga meminta agar pemasangan kepentingan tidak dilakukan dalam 36 kepentingan di sekitar Kampung Inbat yang berbatasan langsung dengan distribusi Oecusse.

Alasannya adalah, Yoseph mengatakan daerah itu masih quo atau perselisihan karena tidak ada resolusi dari kedua negara. Namun, larangan yang disepakati oleh 15 kepala keluarga di Kampung Imbate dilanggar oleh Timor Leste UPF Police yang terus memberi minat pada hari Senin (25/8).

“Karena 36 kepentingan kami adalah orang Indonesia sekali lagi menunggu arahan dari pemerintah federal, tetapi di lapangan, UPF tetap menjadi minat pada masyarakat,” katanya.

Kekuatan penduduk desa kemudian panik dan mengambil tembakan peringatan enam kali. Sebagai hasil dari peringatan, seorang penduduk desa inbate bernama Paul Oki (58) dipukul oleh tembakan di bahu kanannya.

“Ada tembakan di salah satu penghuni kami bernama Paul,” Fallen menjelaskan.

Korban segera bergegas ke Rumah Sakit Regional Kefamanu untuk perawatan medis. Dan pada saat ini korban masih menjalani perawatan.

Sementara itu, Kepala Polisi TTU, AKBP. Eliana Papote mengatakan situasi di tempat kejadian kondusif. Warga yang terlibat dalam keributan dibawa ke markas polisi Myomafo Timur untuk dipertanyakan.

Dia menyebutkan keributan dan menyebabkan penembakan itu karena tindakan alat Timor Leste yang ingin membangun pilar perbatasan negara yang dikatakan berada di Republik Indonesia.

“Alasannya adalah aksi alat Timor Timur yang ingin membangun tiang perbatasan negara yang dikatakan sebagai bagian dari Republik Indonesia,” kata Eliana dalam sebuah pernyataan tertulis.

Eliana mengatakan dari hasil pemeriksaan, penembakan itu dilakukan oleh UPF Timor Leste, dengan total tujuh.

(Ely/dal)