Jakarta, Pahami.id —
Seorang pria India yang diadili atas pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter berusia 31 tahun mengaku tidak bersalah dalam persidangannya pada Jumat (21/12).
Kasus pemerkosaan ini menggemparkan negara dan memicu protes besar-besaran. Penemuan mayat seorang dokter yang berlumuran darah di sebuah rumah sakit pemerintah di kota timur Kolkata pada tanggal 9 Agustus memicu kemarahan nasional dan menarik perhatian negara-negara lain.
Sanjoy Roy, 33, satu-satunya terdakwa dalam kasus tersebut, mengaku tidak bersalah di hadapan hakim di pengadilan tertutup pada hari Jumat di Kolkata. Pengakuan ini disampaikan pengacaranya Sourav Bandyopadhyay kepada AFP.
“Saya tidak bersalah, Yang Mulia, saya telah dijebak,” kata Roy di pengadilan, kata Bandyopadhyay, mengulangi perkataan kliennya.
Roy, seorang sukarelawan sipil di rumah sakit, ditangkap sehari setelah pembunuhan tersebut dan ditahan sejak saat itu. Dia berpotensi menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.
Pengadilan memulai persidangan pada tanggal 11 November, mendengarkan bukti dari sekitar 50 saksi, namun pada hari Jumat Roy mengambil sikap.
“Hakim Anirban Das mengajukan lebih dari 100 pertanyaan kepadanya selama enam jam interogasi tertutup, yang berlanjut hingga larut malam,” kata Bandyopadhyay.
Roy sebelumnya menyatakan dirinya tidak bersalah di depan umum, sambil berteriak dari dalam mobil penjara di luar gedung pengadilan sebelum persidangan pada bulan November.
Para dokter di Kolkata telah melakukan mogok kerja selama berminggu-minggu sebagai tanggapan atas serangan brutal tersebut.
Kemudian puluhan ribu warga India juga melakukan protes dan memusatkan kemarahan mereka pada kurangnya tindakan agar dokter perempuan dapat bekerja tanpa rasa takut.
Mahkamah Agung India telah memerintahkan satuan tugas nasional untuk mempelajari cara-cara meningkatkan keselamatan para petugas kesehatan, dan mengatakan bahwa kebrutalan pembunuhan tersebut mengejutkan hati nurani negara tersebut.
Tragedi pemerkosaan yang mengerikan ini dibandingkan dengan pemerkosaan beramai-ramai dan pembunuhan seorang wanita muda di bus Delhi pada tahun 2012, yang juga memicu protes selama berminggu-minggu di seluruh negeri.
Uji coba masih berlanjut dengan uji coba berikutnya yang ditetapkan pada 2 Januari 2025.
(AFP/vws)