Bandung, Pahami.id –
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi Menurut lokasi kuda kuda Cining, di Kampung Cipanas, distrik Dukupuntang, Distrik CirebonMereka yang tanah longsor dan membunuh 17 orang berada di tanah itu.
Dedi mengatakan tanah itu disewa dengan tiga dasar yang mengelola 30 hektar tambang batu.
“Ini adalah basis 30 hektar. Ya, kami, bagaimanapun, kami juga akan meminta hibah,” Dedi, Sabtu (5/31).
Dedi mengakui bahwa ia menemukan bahwa banyak tanah diubah menjadi area pertambangan. Menurutnya, kebingungan adalah perusahaan milik negara yang mengelola hutan yang tidak menambah.
“Ini adalah kohesi, ada banyak kawasan hutan yang berubah menjadi daerah pertambangan. Meskipun integritasnya adalah perusahaan pengelolaan hutan, bukan pengelolaan pengusaha pertambangan,” katanya.
“Di masa lalu, pertanian menjadi lahan sewa PT, sekarang koalisi adalah sewa PT untuk penambangan.
Dedi menekankan bahwa ia akan meminta pekerjaan umum yang diberikan dan Cirebon Regency dan kantor perencanaan spasial. Dia memerintahkan kerajaan Cirebon untuk mengubah tambang mati ini ke daerah hutan lagi.
“Saya meminta pemerintah Cirebon untuk segera membuat perubahan pada perencanaan ruang.
Sebelumnya, Dedi mengklaim telah menutup lokasi kuda mineral gunung C. Dia juga membatalkan izin penambangan yang dipegang oleh tiga dasar.
“Tadi malam, kami telah mengeluarkan pembatasan administrasi dalam bentuk pemutusan izin. Pembatalan izin dari tambang ini.
“Dan kemudian, selain ini ada dua yang lebih benar, ada dua tambang serupa, yang dikelola oleh yayasan. Jadi kami menutup tiga dari mereka tadi malam,” katanya.
(FRA/CSR/FRA)