Jakarta, Pahami.id –
Presiden Rusia Vladimir Putin pujian Donald Trump High Sky mengatakan tidak ada perang di Ukraina jika ia menjadi presiden Amerika Serikat pada tahun 2022. Invasi militer Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022.
Pujian itu disampaikan ketika Putin bertemu Trump di Alaska pada hari Jumat (8/15) waktu setempat.
“Saya ingin mengingatkan Anda pada tahun 2022, dalam hubungan terakhir dengan pemerintah sebelumnya, saya mencoba meyakinkan mantan kolega Amerika saya bahwa situasi ini tidak dapat dibawa ke titik pengembalian, dalam hal permusuhan,” kata Putin selama konferensi pers dengan Trump di Alaska, dikutip oleh media pemerintah Rusia, Tass.
Putin mengatakan jika apa yang ditakuti akan terjadi maka itu akan menjadi kesalahan besar.
“Hari ini, ketika Presiden Trump mengatakan jika dia menjadi presiden pada waktu itu, tidak akan ada perang, saya yakin itu akan terjadi, saya bisa mengkonfirmasi,” kata Putin.
Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Putin berulang kali mengklaim langkah itu diambil untuk menjaga keamanan negara beruang merah.
Dia juga memperingatkan Ukraina untuk melepaskan ambisinya untuk bergabung dengan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Pemerintah Putin percaya bahwa negara itu dapat menjadi basis blok yang diduga menargetkan atau merugikan Rusia.
Setelah invasi, komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata permanen, tetapi sampai saat ini belum diterapkan.
Pada hari -hari awal invasi, Trump juga membanggakan perang seperti itu yang tidak akan terjadi jika ia menjadi presiden. Kemudian, selama kampanye pemilihan presiden 2024, dia mengatakan dia bisa menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina dalam waktu singkat.
Namun, tujuh bulan setelah presiden yang ditunjuk secara resmi, retorika belum diterapkan. Upaya untuk menegosiasikan gencatan senjata yang dipromosikan oleh AS sering terbunuh sampai puncak di Alaska juga tidak menghasilkan perjanjian konkret.
Trump juga berulang kali menyatakan kekecewaannya kepada Putin. Presiden AS juga secara singkat kepada Presiden Ukraina Volodyyr Zelensky di Gedung Putih karena ia tidak setuju dengan proposalnya untuk mengakhiri perang.
Trump telah menyarankan Ukraina memberikan daerah yang melekat pada Rusia, tetapi Zelensky menolak. Dia akan kuat dalam mempertahankan kedaulatan negara.
(Isa/Chri)