Jakarta, Pahami.id —
Taiwan dan Hongaria membantah membuat alat komunikasi pager yang meledak ketika digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon, Selasa (17/9).
Gold Apollo Apollo membantah memproduksi perangkat tersebut dan malah menuduh mitranya yang berbasis di Budapest, BAC Consulting KFT.
Namun juru bicara pemerintah Hongaria Zoltan Kovacs mengatakan perusahaan tersebut “adalah perantara perdagangan, tanpa lokasi produksi atau operasional di Hongaria”.
“Perangkat yang dimaksud tidak pernah ada di Hongaria,” kata Kovacs di X, yang dulu bernama Twitter, pada Rabu (18/9), dikutip dari AFP.
Dia menambahkan bahwa kasus tersebut “tidak menimbulkan risiko keamanan nasional” dan Hongaria bekerja sama “dengan semua lembaga dan organisasi mitra internasional yang relevan” dalam penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya kata kepala Gold Apollo Hsu Ching-kuang pager itu “100 persen tidak” dibuat di Taiwan.
“Semua itu bukan produk kita dari awal sampai akhir. Bagaimana kita bisa menghasilkan produk yang bukan milik kita?” kata Hsu kepada wartawan di Taipei.
Perusahaan tersebut mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka telah menjalin “kemitraan jangka panjang” dengan perusahaan Hongaria untuk menggunakan merek dagangnya dan bahwa model yang disebutkan dalam laporan media “diproduksi dan dijual oleh BAC”.
Kementerian Urusan Ekonomi Taiwan mengatakan pager Gold Apollo buatan Taiwan hanya memiliki “fungsi penerimaan” dan kapasitas baterai bawaannya “hampir sama dengan baterai AA biasa yang tidak mungkin meledak dan menyebabkan kematian atau cedera”.
“Setelah memeriksa laporan media dan gambar, kami pikir sangat diragukan bahwa (model yang digunakan) adalah produk perusahaan,” kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa tidak ada catatan perusahaan tersebut mengekspor langsung ke Lebanon.
Namun, CEO BAC Consulting Cristiana Barsony-Arcidiacono mengatakan kepada penyiar AS NBC News bahwa perusahaannya bekerja dengan Gold Apollo tetapi tidak membuat pager.
“Saya tidak membuat pager. Saya hanya perantara. Saya pikir Anda salah,” kata Barsony-Arcidiacono yang dikutip NBC melalui telepon.
Ledakan perangkat pager di Lebanon pada hari Selasa menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai hingga 2.800 lainnya.
Kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran menyalahkan Israel atas serangan itu. Mereka bersumpah akan membalas dendam atas tindakan Israel.
Sehari kemudian atau Rabu (18/9), alat komunikasi lainnya Walkie Talkie Anggota Hizbullah juga meledak secara bersamaan. Sejumlah orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka.
(AFP/fra)