Berita Suriah Akui Penyerang Pos Militer AS Ialah Tentaranya yang Mau Dipecat

by
Berita Suriah Akui Penyerang Pos Militer AS Ialah Tentaranya yang Mau Dipecat


Jakarta, Pahami.id

Suriah menyatakan dirinya merupakan pelaku penembakan yang menewaskan tiga warga Amerika Serikat Di pos Patroli Gabungan kawasan Palmyra, Sabtu (13/12) tampak anggota aparat keamanan nasional.

Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan bahwa anggota pasukan keamanan tersebut akan dipecat karena dianggap terkait dengan ekstremisme dan berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.


“Pihak berwenang Suriah telah memutuskan untuk menolak dia dari dinas keamanan sebelum serangan itu karena memiliki pemikiran Islam ekstremis,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Suriah Noureddine Al Baba kepada televisi pemerintah seperti dikutip AFP.

Al Baba mengatakan, rencana pemecatan itu dijadwalkan pada Minggu, sehari sebelum pelaku melancarkan serangan.

Pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan pelaku telah menjadi anggota pasukan keamanan “selama lebih dari 10 bulan dan ditempatkan di beberapa kota sebelum dipindahkan ke Palmyra”.

Palmyra, yang merupakan rumah bagi situs warisan kuno dengan Status Warisan Dunia UNESCO, pernah dikuasai ISIS pada puncak ekspansi teritorial kelompok tersebut di Suriah.

Sementara itu, seorang pejabat keamanan Suriah mengatakan AFP Bahwa “11 anggota Dinas Keamanan Publik ditangkap dan dibawa untuk diinterogasi setelah serangan itu”.

Insiden tersebut merupakan yang pertama dilaporkan sejak pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Presiden Ahmed Al Sharaa menggulingkan penguasa lama Suriah, Bashar Al Assad, pada Desember 2024.

Serangan itu juga terjadi ketika Suriah memulihkan hubungan dengan Amerika Serikat.

Juru bicara Pentagon Sean Parnell menjelaskan kejadian tersebut. Dia mengatakan penangkapan itu terjadi ketika pasukan AS yang sedang berpatroli sedang “mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh lokal.”

Pertemuan tersebut diadakan untuk mendukung operasi kontra-terorisme. Utusan AS untuk Suriah Tom Barrack mengatakan serangan terhadap pos patroli tersebut menargetkan “patroli gabungan pemerintah AS-Suriah”.

Presiden AS Donald Trump sangat marah dan bersumpah akan membalas dendam atas kematian tiga warganya dalam serangan ini.

Trump menyebut insiden tersebut sebagai “serangan ISIS terhadap AS dan Suriah, di wilayah Suriah yang sangat berbahaya dan tidak sepenuhnya berada di bawah kendali mereka.”

Dia menambahkan bahwa tiga personel AS yang terluka dalam serangan itu “dalam kondisi baik”.

(RDS)