Jakarta, Pahami.id –
Invasi dan Kejahatan Israel ke Palestina Apa yang telah terjadi sekarang, tampaknya telah menimbulkan kekhawatiran sejak negara itu didirikan pada tahun 1948.
Bahkan ilmuwan Albert Einstein, pemenang Nobel, yang juga merupakan keturunan Yahudi Jerman, telah menunjukkan kepeduliannya saat ia masih hidup. Dia menyatakan keprihatinan dalam surat kritik terhadap pendirian Israel di tanah Palestina.
Surat itu ditulis pada 10 April 1948. Dalam surat Einstein menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan pembentukan dan pembiayaan pejuang kemerdekaan Israel (Lohamei Yisrael atau Lehi), ketika ia menggunakan metode kekerasan untuk mengusir warestin di dunia I.
“Ketika bencana itu terjadi pada kami di Palestina, tanggung jawab pertamanya adalah Inggris dan yang kedua bertanggung jawab untuknya, sebuah organisasi teroris yang dibangun dari pangkat kami sendiri (Yahudi). Saya tidak ingin melihat siapa pun yang terkait dengan orang hilang dan penjahat. CNN.
Surat itu sekarang disimpan oleh Sothebys Auction Hall, dan nilainya diperkirakan US $ 10.000 menjadi US $ 15.000 (sekitar Rp143 juta menjadi RP216 juta).
Seperti dikutip dari situs ini SothebysSurat itu berisi pandangan Einstein yang ditujukan untuk Direktur Eksekutif Teman -teman AS untuk Pejuang Kemerdekaan Israel Shepard Rifkin.
Pada tahun 1952 Perdana Menteri Israel David Ben Gurion menawarkan posisi Presiden Einstein Israel. Einstein, seorang tokoh terkemuka dalam gerakan Zionis, dengan hormat, ditolak.
Dalam surat yang ditujukan kepada Ben Gurion, dia berterima kasih tetapi menyebutkan bahwa dia tidak memiliki pengalaman politik dan kualifikasi untuk peran itu.
Einstein, yang dikenal karena kerendahan hati dan dedikasinya untuk kegiatan ilmiah, mengalami keahliannya di tempat lain. “Saya tidak memiliki bakat dan pengalaman alami untuk berurusan dengan orang lain,” tulisnya, menurut Encyclopaedia Britannica.
(IMF/BAC)