Jakarta, Pahami.id –
Wakil Ketua Komisi X Ri Esti Wijayanti Saya mengatakan keputusan Mahkamah Konstitusi (Mk) terkait dengan sekolah swasta gratis akan dimasukkan dalam draft sistem pendidikan nasional (Bill Sisdiknas) yang sedang dibahas.
“Keputusan Pengadilan Konstitusi untuk pendidikan dasar gratis, terutama SD-SMP, adalah keputusan akhir dan mengikat, jadi kami harus segera mengaturnya ke dalam RUU Sistem Pendidikan Nasional dan kami juga mengaturnya ke dalam peraturan lain dan kami harus segera mendiskusikannya dengan kementerian,” saya mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis pada hari Selasa (10/6).
Esti mengatakan implementasi kebijakan harus diatur dengan benar, terutama dalam kaitannya dengan kesiapan anggaran dan alokasi teknis sehingga ada kebutuhan untuk peraturan derivatif untuk mengimplementasikan keputusan Mahkamah Konstitusi.
“Karena keputusan Mahkamah Konstitusi tidak hanya berbicara tentang sekolah dasar, baik publik maupun swasta, tetapi ada aturan dan keputusan lain,” kata Esti.
“Apakah ini sejalan dengan standar pendidikan dan kurikulum yang ditetapkan oleh kementerian, jadi dengan ketentuan tertentu terkait dengan manajemen dan pengawasan, dan lainnya,” katanya.
Esti menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak dapat diterapkan segera tahun ini karena tidak ada alokasi anggaran.
Namun, ia memastikan bahwa DPR akan segera membahasnya sehingga implementasi keputusan Mahkamah Konstitusi dapat diterapkan pada tahun ajaran 2026 mendatang.
“Karena anggaran belum dialokasikan pada tahun fiskal 2025, sulit bagi kita untuk mengatakan bahwa kita harus menjalankan 2025,” kata Esti.
Esti mengatakan Dewan Perwakilan Rakyat X akan segera memanggil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmin) untuk membahas realisasi keputusan Mahkamah Konstitusi melalui RUU Sistem Pendidikan Nasional.
Terlepas dari anggaran, ia yakin pemerintah dapat menyediakan layanan pendidikan gratis untuk semua sekolah dasar di Indonesia.
Dari perhitungan sementara Esti, jika siswa sekolah dasar mendapatkan Rp300 ribu sebulan dan sekolah menengah pertama Rp500 ribu, ini berarti bahwa anggaran yang diperlukan oleh pemerintah untuk mengakomodasi kebijakan sekolah swasta gratis berada dalam RP132 triliun.
Angka tersebut mengacu pada jumlah siswa sekolah dasar, dan siswa sekolah menengah pertama adalah 10 juta.
Dengan kebijakan realisasi anggaran, menurut Esti, implementasi sekolah gratis dapat direalisasikan termasuk untuk memastikan kesejahteraan guru di setiap sekolah, baik guru sekolah umum dan guru sekolah swasta yang mengambil program sekolah gratis.
“Dana tersebut juga dapat mendukung gaji guru dan siswa non -ASN tidak lagi ditarik meskipun ruang publik untuk berkontribusi melalui kerja sama pendidikan terkontrol lebih lanjut,” katanya.
Pengadilan sebelumnya telah mengajukan tuntutan hukum pada nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Mahkamah Konstitusi memerintahkan agar pendidikan dasar di sektor swasta tidak akan menagih.
Panel Konstitusi Konstitusi menyatakan Pasal 34 paragraf (2) Undang -Undang Sistem Pendidikan Nasional bertentangan dengan Konstitusi selama tidak ditafsirkan, ‘Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin penerapan pendidikan wajib minimum di tingkat pendidikan dasar tanpa mengumpulkan biaya, baik untuk unit pendidikan terorganisir pemerintah dan unit pendidikan dasar yang diorganisasikan oleh masyarakat.
Dalam pertimbangannya, Hakim Enny Nurbaningsih mengatakan bahwa para pemohon berpendapat bahwa ‘pendidikan wajib minimum di tingkat pendidikan dasar tanpa mengumpulkan biaya’ dalam Pasal 34 paragraf 2 dari 20/2003 menyebabkan berbagai interpretasi dan perlakuan diskriminasi.
Pengadilan Konstitusi juga mengubah norma -norma frasa, “pemerintah dan pemerintah daerah menjamin implementasi pendidikan wajib minimum di tingkat pendidikan dasar tanpa mengumpulkan biaya, baik untuk unit pendidikan terorganisir pemerintah dan unit pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat”.
Sebaliknya, keputusan Mahkamah Konstitusi tidak melarang sekolah atau madrasas swasta tertentu untuk mengumpulkan biaya dari siswa.
Beberapa sekolah swasta yang disebutkan oleh Pengadilan Konstitusi, antara lain, sekolah swasta yang menawarkan kurikulum tambahan di samping kurikulum nasional dan sekolah swasta yang belum menerima bantuan anggaran dari pemerintah.
(FRA/YOA/FRA)