Berita Sejarah Panjang Konflik Israel vs Lebanon-Hizbullah

by

Jakarta, Pahami.id

Israel mengalihkan serangannya dari Hamas kepada kelompok milisi Hizbullah di dalam Libanon.

Tentara Israel tercatat telah melakukan lebih dari 300 serangan udara terhadap pangkalan Hizbullah di Lebanon selatan pada Senin (23/9).

Para pengamat menyebut serangan Israel terhadap Hizbullah sebagai perang Israel-Lebanon ke-3. Penggunaan istilah ini tentu bukan tanpa alasan. Sebab, perang Israel-Lebanon rupanya memiliki sejarah panjang yang dimulai puluhan tahun lalu.


Berikut sejarah panjang konflik Israel vs Lebanon:


Dimulai pada tahun 1948

Konflik antara Israel dan Lebanon dimulai pada tahun 1948. Saat itu, Hizbullah belum resmi berdiri.

Pada tahun 1948, Israel baru saja dibebaskan sebagai protektorat Inggris dan resmi menjadi sebuah negara. Namun seperti dilansir Reuters, berdirinya Negara Zionis justru menjadi kesedihan bagi rakyat Palestina.

Saat itu, sekitar 100 ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan tanah airnya. Pasalnya, Israel yang baru berdiri sebagai negara berdaulat sengaja berupaya mencaplok wilayah Palestina untuk memperluas wilayahnya.

Menyikapi aksi tersebut, Lebanon sebagai negara pendukung kemerdekaan Palestina tak mau tinggal diam. Mereka dan negara-negara semenanjung Arab lainnya berusaha melawan Israel yang berusaha mengambil alih wilayah Palestina tanpa izin. Di sinilah perang antara Lebanon dan Israel dimulai, dikutip Reuters.

Namun, perang antara Lebanon dan Israel mereda setahun kemudian. Sebab, kedua negara memutuskan untuk menerapkan gencatan senjata pada tahun 1949, seperti dikutip Reuters.

Israel membalas dendam pada tahun 1968

Perang antara Israel dan Lebanon kembali pecah pada tahun 1968. Saat itu, tentara Israel menyerang belasan pesawat penumpang di Bandara Beirut.

Tindakan ini dilakukan sebagai respons atas serangan terhadap pesawat Israel yang dilakukan kelompok militan Palestina yang bermarkas di Lebanon.

Akibat kejadian tersebut, Organisasi Pertahanan Palestina (PLO) yang bermarkas di Yordania harus memindahkan kantor pusatnya ke Lebanon, seperti dikutip Reuters.

Israel bertindak lagi pada tahun 1973

Israel kembali beraksi pada tahun 1973. Saat itu, pasukan khusus Israel yang menyamar menembak mati tiga pemimpin kelompok militan Palestina di Beirut.

Aksi ini dilakukan sebagai upaya balas dendam Israel atas pembunuhan atlet Israel oleh pejuang Palestina di Olimpiade Munich tahun 1972, seperti dikutip. Reuters.

Dilansir Reuters, serangan Israel terhadap sekelompok pejuang Palestina di Lebanon membuat ketegangan antara Israel dan Lebanon semakin intens. Pasalnya serangan ini juga menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat Lebanon yang khawatir akan adanya serangan lanjutan.

Invasi ke Lebanon dimulai pada tahun 1978

Pada tahun 1978 Israel mulai menyerang Lebanon selatan. Invasi ini dilakukan untuk menyerang operasi kelompok militan Palestina yang bermarkas di wilayah tersebut, seperti dikutip Reuters.

Tak hanya itu, Israel juga berupaya menggoyahkan kekuatan Lebanon. Reuters melaporkan bahwa negara Zionis berusaha membagi kekuatan tentara Lebanon dengan mendukung tentara Kristen lokal yang disebut Tentara Lebanon Selatan (SLA).

Agresi Israel semakin intensif pada tahun 1982

Invasi Israel ke Lebanon semakin gencar pada tahun 1982. Saat itu, tentara Israel menyerang ibu kota Beirut dengan menembakkan puluhan rudal dan roket ke wilayah tersebut. Tak hanya itu, dilansir Reuters, tentara Israel juga mengepung Beirut selama 10 minggu.

Akibat kejadian tersebut, ribuan pejuang Palestina di wilayah tersebut dievakuasi melalui jalur laut. Sementara ratusan lainnya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Namun nasib para pengungsi Israel di kamp pengungsian di Beirut semakin suram. Pasalnya, Tentara Lebanon Selatan (SLA) yang didukung tentara Israel telah menyerbu dan mencoba menyerang kamp pengungsi.

Sebelumnya, tentara Israel juga telah membunuh Presiden Lebanon yang baru terpilih dengan mengebom mobil dinasnya, seperti dikutip Reuters.

Menanggapi hal tersebut, Lebanon langsung mengambil langkah perlawanan. Mereka yang didukung oleh Iran mendirikan kelompok milisi Islam Syiah yang disebut Hizbullah. Pembentukan milisi dimaksudkan untuk menanggapi serangan Israel di Lebanon.

Muncul kelompok Hizbullah yang ikut berjuang melawan Israel, baca di halaman berikutnya…