Jakarta, Pahami.id –
Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (Sby), menyerukan pentingnya pendekatan politik politik dan damai di tengah situasi geopolitik yang tidak pasti.
Dia mempresentasikan panggilan dalam pidatonya di Forum Institut Peradaban pada hari Rabu (7/30), dengan fokus pada menyoroti krisis global yang semakin kompleks dan mengkhawatirkan.
Dalam pidatonya, Sby, yang juga merupakan latar belakang militer, menekankan bahwa Peace Road selalu menjadi pilihan pertama selama ia memimpin negara, dan harus menjadi prioritas bagi para pemimpin dan tentara saat ini.
“Dengan semua yang kita miliki, jenderal dan laksamana merasa, jika masih ada cara damai untuk menegakkan merah dan putih, kita akan memilih jalan damai,” kata Sby.
Dia mengatakan bahwa Jenderal sangat memahami betapa banyak pengorbanan dan beban yang disebabkan oleh perang, tidak hanya dalam kehidupan, tetapi juga dalam mengorbankan negara.
“Kami sangat menyadari tingginya harga yang harus dibayar dalam perang, termasuk beban negara untuk mendanai mesin perang besar,” katanya.
Sby juga mengingatkan bagaimana ketika dia menjabat sebagai presiden, dia selalu menekankan diplomasi dan resolusi non -militer dalam menghadapi konflik.
“Ketika saya memimpin, saya memprioritaskan pendekatan politik dan diplomatik. Perselisihan itu diselesaikan oleh non -perang.”
“Namun, untuk negara ini tidak ada perang.”
Selain itu, ia meminta para pemimpin dan pemimpin yang bijak dari Angkatan Darat Dunia dan menolak ego dan ambisi pribadi untuk keuntungan yang lebih besar.
“Setiap pemimpin dan militer di dunia saat ini harus siap untuk mengurangi ego mereka, harus siap untuk mengurangi tujuan mereka untuk mengingat negara dan negara, mengingat dunia.”
Pidato itu disampaikan di tengah situasi global yang telah dilanda berbagai konflik multidimensi dan krisis.
Sby menekankan bahwa diplomasi damai adalah satu -satunya cara untuk menghindari kehancuran yang lebih besar dalam tatanan dunia modern saat ini.
(ZDM)