Berita Saya Merasa Terhormat Terima Sahabat Saya Chairul Tanjung

by


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahimmengungkapkan kebahagiaannya setelah menerima kunjungan dari Chairman CT Corp Chairul Tanjung (CT) di Malaysia hari ini, Selasa (1/10).

PM Anwar mengaku senang menerima kehadiran Chairul Tanjung dan tokoh lainnya.

“Saya merasa terhormat menerima kehadiran sahabat saya Pak Chairul Tanjung bersama tokoh politik dan pimpinan organisasi Islam Indonesia malam ini di Seri Perdana, Putrajaya,” kata Anwar dalam postingan Instagram @anwaribrahim_my.


Dalam pertemuan tersebut, PM Anwar, Chairul Tanjung, dan tokoh organisasi masyarakat lainnya membahas pengalaman hubungan Indonesia dan Malaysia.


Mereka juga membahas perkembangan geopolitik dunia, khususnya perkembangan di Jalur Gaza, Palestina.

“Kami sepakat bahwa selain tegas dalam masalah kemanusiaan, Malaysia dan Indonesia juga perlu memperkuat kekuatan internal khususnya basis ekonomi agar kawasan ini kuat dalam segala dimensi,” kata Anwar.

Anwar juga mengucapkan terima kasih kepada Rais Aam Nadhlatul Ulama (NU) Miftachul Akhyar Abdul Ghoni atas bimbingan doanya di akhir pertemuan ini.

Selain CT dan Miftachul, yang hadir dalam pertemuan ini adalah Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas Ramani, Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Muhammad Hatta Rajasa, dan Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Mohammad Nuh Nabbani.

CT mengunjungi Malaysia untuk menghadiri Forum Regional Islamic Economic Development Foundation of Malaysia (YAPEIM) di Putrajaya. Pada acara ini, beliau menjadi pembicara utama.

CT juga didampingi Ketua Umum PP Syafiq Abdul Mughni, Pengurus PBNU Mughits Al Irogi, CEO detikNetwork Abdul Aziz, dan CEO Trans Retail Indonesia Shafie Shamsuddin.

Dalam kegiatan Forum Regional tersebut, CT memaparkan situasi umat Islam di Asia Tenggara.

Negara regional ini memiliki populasi Muslim yang besar. Dalam data statistik terkini, terdapat 253 juta umat Islam atau 42 persen penduduk Asia Tenggara.

Di Indonesia populasi umat Islam mencapai 85 persen, namun mereka belum mendominasi perekonomian.

Menurut CT, keadaan ini terjadi karena kemiskinan, kesenjangan/keterbelakangan, ketidaktahuan dan kebodohan.

“Nah, ini yang harus kita lawan. Kita hilangkan,” ujarnya.

(isa/dna)