Jakarta, Pahami.id –
Asosiasi Anak Indonesia (Idai) mengungkapkan kekhawatiran tentang peningkatan tersebut kasus keracunan Ribuan anak sekolah setelah makan nutrisi gratis (MBG) Dalam beberapa minggu terakhir.
“Keracunan anak telah menjadi masalah, apalagi, ini terjadi pada ribuan anak di Indonesia,” kata Ketua Dewan Pusat Idai Dr. Yanuarso Basarah Piprim di Jakarta, Minggu (9/28), dikutip dari Di antara.
Piprim mengatakan bahwa program MBG sebenarnya adalah tujuan yang mulia, untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak -anak Indonesia. Namun, insiden keracunan berulang sebenarnya berisiko serius untuk keselamatan anak -anak.
Dia juga meminta Badan Nutrisi Nasional (BGN) untuk memprioritaskan keselamatan penerima program.
“Faktanya, ada anak -anak dan wanita hamil yang juga terpengaruh, sehingga kelompok -kelompok yang terpapar ini juga harus dimasukkan dalam perhatian utama,” katanya.
Dalam surat terbuka kepada Badan Nutrisi Nasional, Idai menekankan bahwa keselamatan anak -anak dan kelompok yang terpajan adalah prioritas. Anak -anak, anak -anak, dan wanita hamil adalah kelompok yang terpapar yang harus dilindungi dari risiko keracunan makanan.
Selain itu, Piprim mengatakan, keamanan pangan harus dihilangkan. Proses pasokan, pemrosesan, penyimpanan, distribusi makanan harus mengikuti standar keamanan pangan untuk mencegah polusi.
“Kualitas nutrisi dan keseimbangan menu harus dijamin. Menu MBG harus disusun oleh nutrisi anak -anak dengan memperhatikan kebutuhan gizi anak -anak untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,” katanya
Dia juga meminta pengawasan untuk dikencangkan. Unit Layanan Nutrisi (SPPG) bersama -sama dengan semua kesempurnaannya harus diakui dan terus dipantau dan dievaluasi oleh BGN.
“Prosedur mitigasi dan kasus keracunan keluhan harus disediakan dalam program MBG. Penting untuk memberikan prosedur mitigasi untuk kasus keracunan yang melibatkan pemerintah, sekolah, dokter anak, petugas kesehatan, dan masyarakat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, sekretaris pusat -General Idai Hikari Ambara Sjakti mengatakan partainya siap untuk bekerja sama dan bekerja sama dengan pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memastikan bahwa program MBG benar untuk memberikan kesehatan, nutrisi, dan masa depan yang lebih baik bagi anak -anak Indonesia.
Kasus keracunan dalam program nutrisi gratis (MBG) telah menjadi fokus umum akhir -akhir ini.
Badan Nutrisi Nasional (BGN) menyatakan bahwa pada 22 September, ada 4.711 orang yang menjadi korban keracunan. Jumlah ini menyebar di tujuh wilayah Indonesia yang telah diklasifikasikan oleh tubuh.
Kasus keracunan yang dilindungi oleh Sumatra dari Sumatra dari 1.281 orang, wilayah Java II dari 2.606 orang, dan Wilayah III termasuk Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, ke Papua untuk 824 orang.
Sementara itu, data yang berbeda telah ditemukan oleh Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI). Pada 21 September 2025, JPPI mencatat keracunan MBG di Indonesia mencapai 6.452 orang.
(Fra/Antara/FRA)