Jakarta, Pahami.id —
Rusia membantah kabar tersebut Donald Trump telah memanggil Presiden VladimirPutin untuk memintanya menghentikan serangan terhadap tentara Ukraina di wilayah Kursk.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan berita tersebut adalah hoaks.
“Ini sama sekali tidak benar. Ini murni fiksi. [Ini merupakan] informasi yang salah. Tidak ada percakapan.
“Ini adalah contoh paling jelas dari kualitas informasi yang dipublikasikan saat ini, terkadang di publikasi yang cukup terkenal,” kata Peskov, Senin (11/11) seperti dilansir AFP.
Peskov menambahkan, untuk saat ini belum ada rencana pasti apakah Rusia akan menyerang tentara Ukraina atau tidak.
“Belum ada rencana pasti mengenai hal itu [serangan ke pasukan Ukraina di wilayah Kursk]” tambah Peskov.
Sebelumnya, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, disebut-sebut telah menelepon Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk membahas serangan ke Ukraina.
Sejumlah sumber yang mengetahui percakapan telepon tersebut membagikan informasi tersebut kepada The Washington Post dan merilisnya pada Minggu (10/11).
Dalam panggilan telepon tersebut, Trump disebut telah memperingatkan Putin agar tidak meningkatkan konflik dengan Ukraina.
Sebab, saat ini Rusia dan Korea Utara dikabarkan sedang bersiap melancarkan serangan besar-besaran terhadap tentara Ukraina di wilayah Kursk.
Rusia pada Minggu (10/11) dikabarkan telah mengerahkan kekuatan besar yang terdiri dari pasukan Rusia dan Korea Utara untuk menyerang pasukan Ukraina di wilayah Kursk.
The New York Times melaporkan pada saat itu bahwa ada 50.000 tentara Rusia dan Korea Utara bersiap melancarkan serangan ke Kursk.
Seorang pejabat Amerika Serikat yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa Rusia dan Korea Utara akan melancarkan serangan ke Ukraina untuk merebut Kursk dalam waktu dekat.
(gas/dna)