Berita RS di Lebanon Kewalahan Tangani Korban Teror Ledakan Pager Misterius

by


Jakarta, Pahami.id

Menteri Kesehatan Libanon Firas Abiad menyatakan sebagian besar rumah sakit di Tanah Air kewalahan menangani ribuan korban yang terkena dampak string tersebut ledakan secara misterius dari pager dan perangkat lain selama 48 jam terakhir.

Abiad mengatakan berbagai rumah sakit di beberapa wilayah di Lebanon tidak mampu menangani meningkatnya jumlah pasien luka akibat ledakan pager dan alat komunikasi lainnya yang terus berdatangan. Saat ini, kata dia, lebih dari 400 pasien di beberapa rumah sakit memerlukan operasi secara bersamaan akibat ledakan teroris tersebut.


“Kami memiliki lebih dari 300 pasien dalam perawatan intensif, dan 400 pasien lainnya memerlukan pembedahan dan perawatan lainnya,” kata Abiad.

Menurut Abiad, sektor kesehatan Lebanon yang masih berjuang pascapandemi Covid-19 dan krisis ekonomi yang melanda negaranya, semakin banyak dilanda ribuan pasien luka akibat ledakan teroris yang terjadi pada Selasa (17/1). 9) dan Rabu (18/9).


“Selain itu, seluruh sektor kesehatan di Lebanon sangat lelah dan terbebani oleh tantangan yang kita hadapi dalam beberapa tahun terakhir: krisis ekonomi yang berkepanjangan, epidemi virus corona, ledakan di pelabuhan, dan migrasi dokter dan perawat. Hal ini membebani sektor ini,” kata Abiad seperti dikutip Al Jazeera.

Dalam situasi sulit ini, kata Abiad, para tenaga medis tetap menjalankan tugasnya.

“Lebih dari 90 rumah sakit dan 1.100 ambulans terlibat, dan kami mengangkut sekitar 1.800 pasien. Responnya sangat baik,” ujarnya.

Abiad juga mengatakan Lebanon menerima dukungan yang diperlukan dari negara-negara tetangganya.

Bantuan datang dari Irak dengan dua pesawat yang membawa 100 ton perbekalan medis. Yordania, Mesir, Suriah, Turki, dan Iran juga mengirimkan bantuan.

Dalam dua hari terakhir, Lebanon diguncang serangkaian ledakan.

Pada hari Selasa, ribuan pager diterbitkan di banyak wilayah Lebanon. Akibat kejadian ini, 12 orang termasuk anak-anak tewas dan 2.800 orang luka-luka.

Keesokan harinya, radio atau walkie talkie, telepon seluler, dan perangkat bertenaga surya juga meledak. Akibat kejadian ini, 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka.

Milisi di Lebanon selatan, Hizbullah, menuduh Israel berada di balik serangkaian ledakan di negara itu.

Rentetan ledakan di Lebanon terjadi setelah Israel memperluas sasaran perangnya di perbatasan, termasuk dengan Hizbullah.

Sejak pasukan Zionis melancarkan invasi ke Palestina, Israel dan Hizbullah saling menyerang.

Hizbullah menyatakan tidak akan berhenti sampai Israel meninggalkan Palestina. Mereka juga siap berperang jika tentara Zionis mulai menyerang.

(isa/rds)