Jakarta, Pahami.id –
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah membuka suara yang terkait dengan Rencana Negara Teluk untuk membuat atau mengaktifkan mekanisme pertahanan yang mirip dengan Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Untuk menyingkirkan serangan Israel.
Rencana tersebut adalah salah satu keputusan konferensi tinggi Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di Doha, Qatar, awal pekan ini.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Vahd Nabyl A Mulacha mengatakan implementasi KTT itu tergantung pada negara -negara anggota.
“Communike diserahkan kepada masing -masing negara, untuk implementasi sesuai dengan ketentuan masing -masing negara sehingga masing -masing negara memiliki kesempatan untuk dilaksanakan dari komunikasi karena merupakan dokumen politik,” kata Nabyl kepada wartawan setelah rapat umum media di Jakarta Center, Rabu (9/17).
Dia kemudian berkata, “Jadi itu bukan sesuatu yang mengikat [mengikat]. Oleh karena itu, masing -masing negara memiliki kemampuan, memiliki hubungan yang berbeda dengan masing -masing pihak yang dibahas dalam komunikasi bersama. “
Awal pekan ini, GCC mengadakan pertemuan darurat setelah Israel mempertahankan ibu kota Qatar, Doha karena menargetkan para pemimpin Hamas.
Di KTT, mereka mengutuk invasi dan pelanggaran kedaulatan Qatar Israel.
“Tindakan intrusi adalah peningkatan yang berbahaya dan tidak dapat diterima, serta pelanggaran serius terhadap prinsip -prinsip internasional PBB PBB,” kata satu poin dalam sebuah pernyataan bersama, mengutip Situs web resmi Qatar.
GCC juga menyampaikan persatuan penuh mereka dan mendukung Qatar dalam mengambil tindakan untuk mengatasi invasi.
Selain itu, mereka juga membahas rencana untuk mengaktifkan mekanisme pertahanan bersama, perjanjian pertahanan yang mirip dengan NATO.
Para pemimpin GCC juga menyerukan upacara pertahanan bersama dengan organisasi untuk mengadakan pertemuan di Doha. Pertemuan tersebut kemudian akan diketuai oleh komite militer yang tinggi.
“Tujuannya adalah untuk mengevaluasi postur pertahanan negara -anggota anggota dan sumber -sumber invasi Israel ke negara Qatar, dan mengarahkan tatanan militer yang terintegrasi untuk mengambil tindakan eksekutif yang diperlukan untuk mengaktifkan mekanisme pertahanan bersama dan kemampuan untuk mencegah Bay,” kata pernyataan itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Mohammed Al Ansari juga mengatakan akan ada pertemuan komando terpadu GCC untuk membahas tindakan lebih lanjut.
Namun, ia tidak memberikan rincian apa pun tentang mekanisme pertahanan baru. “GCC berturut -turut,” kata Al Ansari.
Negara -negara Anggota GCC, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, telah membentuk perjanjian pertahanan untuk mengatasi masalah keamanan negara anggota.
Salah satu hal dalam perjanjian tersebut menyatakan bahwa serangan terhadap negara anggota adalah serangan terhadap semua negara.
(Yesus/BAC)