Berita Rektor Unair Dukung Kemenkes Investigasi Bullying di PPDS

by


Surabaya, Pahami.id

Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih mendukung Kementerian Kesehatan (Kementerian Kesehatan) penyelidikan kasus yang dicurigai intimidasi atau intimidasi yang berlangsung di lingkungan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS).

Nasih juga tidak mempermasalahkan jika Kemenkes mengusut penemuan kasus di PPDS Unair. Total, Kementerian Kesehatan menemukan 300 kasus dugaan perundungan pada PPDS di beberapa perguruan tinggi.


Supaya jelas semuanya dan tidak menimbulkan fitnah ya harus didalami,” kata Nasih saat dikonfirmasi awak media, Rabu (4/9).

Namun, dia berharap penyidikan dilakukan secara objektif agar membuahkan hasil dan membawa kebaikan ke depannya

Tentu dengan pemeriksaan yang obyektif. Dengan begitu ke depan kita bisa melakukan perbaikan, imbuhnya.

Nasih mengatakan Unair mempunyai mekanisme untuk mengatasi permasalahan tersebut intimidasi atau intimidasi di kampus. Mereka juga memiliki kode etik dan pedoman perilaku bagi mahasiswa di semua program studi.

Kita punya pedoman perilaku seluruh mahasiswa di semua program studi, ada kode etiknya, ada juga Satgas PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual),” ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan, ada sekitar 300 kasus dugaan bullying atau intimidasi pada Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran di beberapa universitas di Indonesia.

Dante mengatakan temuan itu didapat dari sekitar 1.000 kasus yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Namun setelah dikonfirmasi, tidak semuanya masuk kategori bullying, hanya 30 persen yang menduga kuat praktik tersebut terjadi. intimidasi.

“Ada sekitar 300-an kasus perundungan,” kata Dante di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (3/9).

Dante mengatakan, kasus dugaan perundungan ini harus segera diusut tuntas. Sebab menurutnya tidak boleh ada lagi praktik bullying di dunia pendidikan kedokteran. Dante mengingatkan, dokter merupakan profesi yang mulia, sehingga tahapan dan proses menjadi dokter hendaknya diawali dengan hati yang bersih.

“Nah, kita ingin berusaha mendidik hati mulia ini di kalangan mahasiswa PPDS agar tidak ada senioritas, junioritas, perundungan dan tidak ada perundungan,” ujarnya.

Baru-baru ini, kasus bullying di dunia pendidikan kedokteran menarik perhatian publik menyusul meninggalnya mahasiswa Anestesiologi PPDS Undip, dokter Aulia Risma Lestari, yang diduga bunuh diri akibat di-bully oleh para lansia.

(frd/fra)