Berita Reaksi Negara-negara Tetangga RI Merespons Tarif Impor Trump

by

Jakarta, Pahami.id

Sejumlah negara Asia Tenggara menanggapi kebijakan tarif impor yang dikenakan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pada hari Rabu (2/4), Trump mengeluarkan daftar negara yang akan dikenakan tarif timbal balik atau timbal balik, yang merupakan pajak atas produk dari negara -negara yang mengajukan pajak yang sama.

Dari tahun 180 -an, negara -negara Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Indonesia, Malaysia, ke Singapura, dimasukkan dalam pajak yang dikenakan Trump. Berikut ini adalah tanggapan negara terhadap negara tetangga Republik Indonesia.


Vietnam

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh segera mengadakan pertemuan kabinet darurat segera setelah dia mendengar bahwa negaranya akan dikenakan biaya 46 persen.

Awalnya, Chinh mengatakan aplikasi tarif 46 persen tidak berdampak pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Vietnam sebesar 8 persen. Pada waktu itu Chinh mengatakan pengumuman tarif adalah kesempatan untuk merestrukturisasi ekonomi menuju pembangunan yang cepat tetapi berkelanjutan, dan untuk memperluas pasar, mendiversifikasi pasar, dan meningkatkan lokalisasi.

Baru -baru ini, Chinh mengatakan partainya akan berkonsultasi dengan AS untuk tidak mengenakan tugas impor yang terlalu tinggi ke Vietnam. Dia berjanji untuk mengimpor lebih banyak barang dari Amerika Serikat dan meminta kontrak untuk pembelian pesawat dengan AS untuk segera berjalan.

Thailand

Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa partainya bertujuan untuk berdiskusi dengan pemerintah AS untuk menyesuaikan keseimbangan perdagangan secara adil dan meminimalkan dampak pada sektor yang relevan.

Thailand menghadapi potensi untuk tunduk pada bea masuk AS sebesar 36 persen.

Paetongtar pada kesempatan yang sama juga mendorong eksportir Thailand untuk menemukan pasar potensial baru untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar.

Selain itu, dia mengatakan partainya telah memberikan langkah pengurangan untuk mendukung ekspor yang terkena dampak, terutama yang bergantung pada pasar AS.

Malaysia

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada hari Minggu (6/4) mengatakan negara -negara tetangga tidak akan menghadapi resesi meskipun potensial terpapar tarif impor sebesar 24 persen dari Amerika Serikat.

Namun, Anwar mengakui bahwa penggunaan tarif baru ini akan menjadi tantangan nyata dan kemungkinan besar memiliki dampak negatif pada industri seperti tekstil, furnitur, karet, dan plastik.

Anwar juga menekankan bahwa partainya akan terlibat dalam diskusi aktif dengan AS untuk melindungi akses pasar yang penting, mempertahankan kepercayaan investor, dan mempertahankan keadilan bagi para eksportirnya.

Untuk melanjutkan ke halaman berikutnya …