Jakarta, Pahami.id —
Iran dan semua proksinya di Timur Tengah sedang mempersiapkan tanggapan terhadap hal ini Israelatas pembunuhan pemimpin biro politik Hamas, Ismail Haniyahdi Teheran.
Para pejabat Iran dan perwakilan kelompok milisi dari Palestina, Lebanon, Yaman dan Irak mengadakan pertemuan di Teheran pada Rabu (31/7) untuk membahas kematian Haniyeh dan komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr.
Shukr tewas dalam serangan udara Israel di Haret Hreik, kawasan padat penduduk di ibu kota Beirut, Lebanon, pada Selasa (30/7). Serangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum pembunuhan Haniyeh di Teheran, Iran, Rabu (31/7) dini hari.
“Ada dua skenario yang sedang dibahas: tanggapan serentak dari Iran dan sekutunya atau tanggapan bertahap dari masing-masing pihak,” kata sumber itu. AFP dengan syarat anonimitas.
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah bersumpah akan membalas dendam terhadap Israel, yang dituduh berada di balik pembunuhan Haniyeh. Bahkan, dia disebut-sebut memerintahkan Iran untuk menyerang Negara Zionis secara langsung.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah juga menyuarakan kemarahan serupa atas kematian Fuad Shukr. Dalam pidatonya di pemakaman Shukr, Kamis (1/8), Nasrallah menegaskan bahwa “perang telah terbuka di semua lini.”
Meski peringatan balasan ini sudah jelas dikeluarkan, namun para analis menilai respons yang mungkin diambil Iran dan proksinya hanyalah respons terbatas.
“Iran dan Hizbullah tidak akan mau bermain-main dengan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu dan memberinya umpan atau amunisi yang dia butuhkan untuk menyeret Amerika Serikat ke dalam perang terbuka,” kata Amal Saad, seorang pengamat Hizbullah dan dosen di Cardiff, Inggris. . Universitas.
“Mereka kemungkinan besar akan berusaha mencegah perang, sekaligus mencegah Israel melanjutkan situasi ini,” lanjutnya.
Pengamat Timur Tengah Rodger Shanahan juga percaya bahwa Iran dan proksinya tidak akan mengambil risiko perang skala penuh karena “kelangsungan hidup rezim” adalah prioritas bagi Teheran, “seperti halnya Hizbullah”.
“Mereka akan memberikan banyak tekanan pada Israel atas nama Palestina, namun mereka tidak akan mengambil risiko menjadi ancaman nyata bagi mereka,” katanya kepada AFP.
Meskipun respons ini mungkin terbatas cakupannya, para pengamat masih yakin bahwa respons ini akan sangat kuat dan berdampak.
“Ini akan memperdalam koordinasi taktis antara Iran dan proksinya,” kata Saad.
Penilaian Saad ini sejalan dengan pernyataan pemimpin Perlawanan Islam Irak kepada AFP. Pemimpin tersebut mengatakan bahwa “Iran akan memimpin respons pertama dengan partisipasi faksi Irak, Yaman dan Suriah untuk menyerang sasaran militer, diikuti dengan respons kedua dari Hizbullah.”
Pada Kamis (1/8), lima sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Iran telah memanggil seluruh kelompok bersenjatanya untuk membahas serangan balik terhadap Israel.
Sumber mengatakan perwakilan Hamas dan Jihad Islam Palestina, Houthi Yaman, Hizbullah Lebanon, dan kelompok oposisi Irak menghadiri pertemuan tersebut.
Pertemuan tersebut disebut-sebut dihadiri langsung oleh Khamenei dan perwira elit Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
(blq/dna)