Jakarta, Pahami.id —
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus melakukan inovasi dalam menurunkan angka stunting dengan melibatkan peran pendidikan sebagai upaya preventif. Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah Sarapan Jumat di Sekolah (FBA) yang bertujuan untuk mengenalkan pola makan bergizi kepada siswa sekolah.
Program ini dirancang untuk mendorong kebiasaan sarapan sehat di kalangan pelajar, dengan harapan dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah stunting yang masih menjadi permasalahan serius di Kota Solo.
Plt. Wali Kota Solo Teguh Prakosa menekankan pentingnya intervensi komprehensif mulai dari pendidikan kesehatan hingga pemberdayaan masyarakat dan penyediaan makanan bergizi.
“Masalah stunting bukan hanya masalah saat ini saja, tapi juga masa depan anak-anak kita. Untuk itu, kita harus memberikan edukasi yang komprehensif dan pendekatan yang melibatkan semua pihak, termasuk keluarga, calon pengantin, dan warga sekolah,” ujarnya.
Program FBA dijalankan secara rutin setiap hari Jumat ketiga di sekolah, dimana siswa diimbau untuk membawa bekal gizi seimbang dalam wadah yang ramah lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan pentingnya sarapan bergizi yang terdiri dari protein, karbohidrat, vitamin dan mineral.
Dalam kegiatan FBA, wali kelas juga memantau dan memberikan edukasi terkait manfaat menu sehat yang dibawakan siswa, sehingga pesan gizi seimbang dapat diterima secara efektif oleh anak.
Program FBA merupakan salah satu upaya Pemkot Solo dalam mengatasi masalah stunting melalui pendidikan. Upaya pencegahan stunting di Solo juga didukung dengan berbagai program inovatif seperti Baby Spa, Baby Café, dan pemberian TTD (Tablet Penambah Darah) bagi remaja putri untuk mencegah anemia.
Program-program ini dirancang agar setiap anak mendapat dukungan penuh dalam pertumbuhannya baik dari segi kesehatan fisik maupun mental. Melalui program ini, Pemkot Solo berharap dapat menurunkan angka stunting secara signifikan.
Teguh juga mengajak semua pihak baik orang tua, tenaga pengajar, dan masyarakat luas untuk turut serta dan mendukung aktif program-program tersebut.
“Dengan adanya kerja sama antara pemerintah, masyarakat dan dunia pendidikan, kita dapat mewujudkan Kota Solo Sehat dan Bebas Stunting pada tahun 2024,” tegasnya.
Kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan, keluarga dan masyarakat luas sangat penting dalam mewujudkan kota Solo bebas stunting. Dengan pendekatan terpadu, Pemkot Solo optimistis angka stunting bisa diturunkan secara signifikan, guna menghasilkan generasi yang lebih sehat dan berkualitas.
(tertawa/tertawa)