Berita Presiden Mahmoud Abbas Terima Pengunduran Diri PM Palestina

by


Jakarta, Pahami.id

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menerima pengunduran diri Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh dan usulan pemerintahannya pada Senin (26/2). Kantor Presiden membenarkan hal ini.

AFP melaporkan bahwa Abbas mengeluarkan dekrit yang menerima pengunduran diri tersebut dan menugaskan pemerintahan Shtayyeh untuk melanjutkan pemerintahannya “untuk saat ini sampai pemerintahan baru terbentuk.”


Konfirmasi tersebut muncul beberapa jam setelah Reuters memberitakan bahwa Shtayyeh telah menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Mahmoud Abbas pada rapat kabinet pada Senin (26/2) di Ramallah.

Pengunduran diri tersebut diusulkan ketika Palestina, khususnya Gaza, dilanda agresi brutal Israel yang memanas sejak 7 Oktober. Diakuinya, hal itu menjadi dasar keputusannya mundur.

Stayyeh mengatakan keputusan untuk mengundurkan diri diambil karena “eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya” di Tepi Barat dan Yerusalem.

[Gambas:Video CNN]

Selain itu, Shtayyeh juga menggambarkan “perang, pembantaian dan kelaparan di Jalur Gaza” dalam pengumuman pengunduran dirinya.

Shtayyeh menyatakan bahwa ada upaya untuk membuat pemerintahan dan keamanan (Otoritas Palestina) tanpa pengaruh politik.”

“Dan Otoritas Palestina akan terus berjuang untuk menciptakan negara di tanah Palestina meskipun ada pendudukan (Israel),” kata Shtayyeh seperti dikutip Al Jazeera.

Dalam kesempatan itu, Shtayyeh juga mengatakan bahwa dirinya memutuskan mundur agar bisa dicapai kesepakatan luas di kalangan masyarakat Palestina mengenai tatanan politik pasca invasi Israel yang terjadi di Jalur Gaza.

Hingga 26 Februari, lebih dari 29.600 warga Gaza tewas akibat invasi brutal Israel sejak 7 Oktober. Kebanyakan korban yang terbunuh adalah anak-anak dan perempuan.

Alih-alih menghentikan operasi militernya, Israel berencana melancarkan serangan darat baru yang saat ini terfokus di wilayah Rafah di Gaza selatan.

Tel Aviv bahkan berencana “secara paksa” mengevakuasi warga dari Rafah dan zona perang lainnya di Gaza demi alasan keamanan.

(AFP/Kris)

!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);