Solo, Pahami.id –
Ketua hlm Muhammadiyah Field MSME Anwar Abbas merespons demonstrasi Di Indonesia.
Dia menekankan bahwa orang -orang sekarang ingin pemerintah menghentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang dianggap sebagai akar dari masalah negara.
“Tuan Prabowo sangat disayangkan, itu semua kesimpulan saya, bahkan masalahnya telah ada di masa lalu. ‘Dalam Politik’ Pahami.id TVSelasa (2/9).
Dia mengutip pandangan mantan Ketua Mahkamah Agung Mk Mahfud MD yang membandingkan korupsi selama Orde Baru dan Reformasi. Menurutnya, jika di era baru korupsi hanya terjadi pada eksekutif, maka di era reformasi itu sebenarnya menyebar ke semua lembaga nasional, yaitu undang -undang dan peradilan.
“Bahkan Mahfud MD mencoba membandingkan tatanan baru dan tatanan reformasi. Apa perbedaan antara tatanan baru dan tatanan pembaruan? (KKN),” katanya.
Dia mempertimbangkan transisi pemerintah dari presiden ke -7 Joko Widodo ke Presiden Prabowo Subianto yang menunjukkan bahwa kekacauan utama masyarakat bukan hanya perubahan rezim, tetapi permintaan dasar untuk mengakhiri praktik KKN.
“Suatu kali ada perubahan dalam rezim dari Mr. Jokowi ke Mr. Prabowo, tiba -tiba meletus seperti ini, pada kenyataannya bahwa masyarakat harus menghentikan KKN. Hentikan korupsi, kolusi, nepotisme,” katanya.
Langkah Prabowo tidak menyentuh akar masalahnya
Pada tanggapan pemerintah yang menyoroti promosi polisi yang terluka dalam demonstrasi sebagai bentuk apresiasi, Anwar menganggap bahwa langkah itu tidak cukup untuk menyentuh masalah yang lama.
“Menurut pendapat saya ada tindakan yang diambil oleh pemerintah jangka pendek, jangka menengah yang tidak menyelesaikan masalah, jadi saya jujur melihat apa yang sangat penting sekarang adalah tuntutan komunitas ini?
Selain masalah hukum dan korupsi, ia juga menekankan kesenjangan sosial-ekonomi yang berkembang. Dia memberikan contoh jumlah pencari kerja yang tidak dapat dibandingkan dengan pekerjaan itu.
“Pencari kerja yang luar biasa, penghentian juga luar biasa. Saya sangat terkejut ketika Tuan Jusuf Kalla mengatakan perusahaannya membutuhkan 20 insinyur, yang menyarankan 23 ribu, membayangkan. Ada masalah di dunia ekonomi kita dan di dunia pendidikan kita. tautan dan kecocokan. Karena itu, bagi saya yang berpikir itu harus diselesaikan bersama, “katanya.
Menurut Anwar, semua elemen negara harus bekerja dengan ketulusan untuk memperbaiki situasi.
Anwar menekankan bahwa membangun sebuah negara hanya bisa diserahkan kepada satu institusi. Sinergi antara rakyat, pemerintah, hukum, dan petugas penegak hukum diperlukan sehingga Indonesia dapat tumbuh secara adil dan moral.
“Oleh karena itu, negara tersebut tidak dapat diurus oleh pemerintah, negara tersebut tidak dapat dijaga oleh polisi, negara tersebut tidak dapat dijaga oleh DPR.
“Oleh karena itu, semua elemen negara ini harus bekerja sama untuk mengembangkan negara, sehingga negara ini dapat menjadi negara yang cocok dan impian, jadi itu adalah maju, tetapi tidak hanya maju, adil dan moral,” katanya.
(Kay/dal)