Surabaya, Pahami.id –
Presiden Prabowo Subianto Mengakui studi perbandingan dari studi perbandingan yang dilakukan oleh Australia yang dilakukan oleh Kementerian/Lembaga dalam konteks pengurangan kemiskinan. Dia Australia adalah salah satu dari 10 negara terkaya di dunia.
“Diskusi, diskusi, studi perbandingan, studi perbandingan ingin belajar bagaimana mengurangi studi perbandingan kemiskinan ke Australia, Australia adalah salah satu dari 10 negara terkaya di dunia bagaimana belajar di Australia?” Prabowo mengatakan dalam pidatonya di Kongres Muslim NU ke -16 di Surabaya pada hari Senin (10/2).
Prabowo juga terkejut dengan studi perbandingan untuk mempelajari pengintai. Dia mempertanyakan apa yang bisa diperoleh dari kegiatan ini.
Dia juga menekankan bahwa tidak perlu kontribusi di luar negeri untuk hal -hal yang tidak perlu.
“Tidak perlu pergi ke luar negeri, lima tahun tidak harus pergi ke luar negeri jika perlu,” kata Ketua Partai Gerindra.
Prabowo menekankan bahwa hanya mereka yang berhak atas mereka yang melakukan pekerjaan mereka atas nama negara. Dia tidak ingin lebih banyak pejabat atau pejabat pemerintah mencari alasan layanan luar negeri meskipun mereka ingin menggunakan fasilitas negara untuk bepergian.
Dia juga menjelaskan bahwa dia masih di luar negeri sejak dia diangkat sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.
“Apakah presiden Prabowo sering di luar negeri? Saya diundang sebagai kepala Indonesia, kepala negara, untuk konferensi penting oleh negara -negara penting dan saya mewakili negara itu demi negara,” katanya.
Pada saat yang sama, Prabowo juga mengacu pada jumlah seminar, studi, hingga Diskusi Kelompok Fokus (FGD) untuk program pengurangan kemiskinan.
Prabowo mengatakan upaya untuk mengurangi kemiskinan tidak hanya mungkin dengan diskusi dan pembelajaran, Tapu harus langsung pergi ke masyarakat.
“Mengurangi kemiskinan absolut membantu orang -orang, yang lapar akan makanan, sekolah rusak, diperbaiki di jalan,” katanya.
Keputusan pemerintah untuk melakukan efisiensi anggaran terkandung dalam arahan Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi pengeluaran dalam implementasi APBN dan APBD 2025.
Dalam peraturan tersebut, Presiden Prabowo bertujuan untuk penghematan anggaran negara sebesar Rp306,69 triliun. Detail, RP256.1 triliun dari Kementerian/Lembaga (K/L) dan RP50.59 Triliun pengeluaran dari dana transfer regional.
(FRD/MNF/TSA)