Jakarta, Pahami.id –
Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka tidak hadir di Halal Bihalal Retired AD (Army), Jakarta, Selasa (6/5).
Pemantauan Cnnindonesia.comPresiden Indonesia Prabowo Subianto datang langsung ke lokasi Halal Bihalal. Prabowo ditemani oleh beberapa menteri kabinet merah dan putih.
Beberapa dari mereka, Menteri Koordinator untuk Hari Infrastruktur Agus, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Negara Prasetyo Hadi, kepada seskab Teddy Indrawijaya.
PLT Ketua Asosiasi Pensiun Angkatan Darat Indonesia (PPAD) Mayor (Ret.) Komaruddin Simanjuntak mengatakan acara itu hanya mengundang keluarga militer yang pensiunan dan maju.
Sebagai contoh, kehadiran Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam pensiun halal Bihalal AD, menurut Komaruddin, sebagai keluarga besar Angkatan Darat untuk ayahnya, seorang prajurit.
“Ini pensiun dan keluarga militer, misalnya, seperti Sri Sultan Hamengkubuwono, sebuah keluarga militer besar,” kata Komaruddin setelah acara pada hari Selasa (6/5).
Secara terpisah, berdasarkan pernyataannya, hari ini, Gibran pergi ke Nusa Tenggara East (NTT) untuk melakukan beberapa kunjungan kerja selama dua hari ke depan.
Memulai agendanya hari ini, Gibran mengunjungi Kampung Kolisia, Distrik Magepanda, Kabupaten Sikka.
Dalam acara tersebut, ia ditemani oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, dan Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago.
Gibran berbicara santai dengan perwakilan petani dan mendengarkan aspirasi mereka tentang masalah pertanian. Dalam dialog, mayoritas petani mengajukan keluhan terkait dengan pupuk dan irigasi.
“Kami mendengar aspirasi para petani secara langsung. Peningkatan irigasi dan ketersediaan pupuk akan dihasilkan sehingga produktivitas meningkat dan petani yang makmur,” kata Gibran.
Gibran menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperkuat sektor pertanian, termasuk memastikan ketersediaan peralatan pertanian, pupuk, dan irigasi bagi petani.
Dengan pengiriman peralatan pertanian di Kampung Kolisia, ia berharap produktivitas petani dapat meningkat secara signifikan, serta mendukung upaya besar menuju kemandirian pangan di Indonesia timur, terutama NTT.
(MNF/WIW)