Berita Politik Prancis Semakin Kacau, Sekutu Desak Macron Mundur

by
Berita Politik Prancis Semakin Kacau, Sekutu Desak Macron Mundur


Jakarta, Pahami.id

Mantan Perdana Menteri Perancis siapa juga sekutu presiden Emmanuel MacronEdouard Philippe, memintanya untuk mengundurkan diri untuk mengakhiri krisis politik yang kacau.

Philippe mengatakan ketidakstabilan politik Prancis tidak bisa bertahan lama. Dia juga mengusulkan pemilihan awal.


“[Janji Macron untuk tetap bertahan hingga pemilihan umum 2027] Ini akan memakan waktu terlalu lama dan akan berbahaya bagi Prancis, “katanya kepada stasiun radio RTL Prancis pada hari Selasa (7/10), disebutkan Euronews.

Philippe kemudian menyarankan agar Macron harus menunggu sampai perkiraan tahun 2026 disetujui sebelum memanggil pemilihan umum.

“Saya tidak mendukung pengunduran diri yang tiba -tiba dan kejam,” kata PM pertama dalam pemerintahan Macron.

Selain itu, Philippe dikatakan mencalonkan diri untuk pemilihan presiden yang akan datang.

Mantan perdana menteri lainnya, Gabriel Attal, yang ditunjuk pada tahun 2024 selama masa jabatan kedua Macron, juga mengkritik presiden.

“Seperti banyak orang Prancis lainnya, saya tidak lagi memahami keputusan presiden,” kata Attal kepada penyiar TF1.

Namun, Attal tidak sejauh pengunduran diri Macron.

Krisis politik tumbuh melawan pemerintah Macron. Dalam tiga tahun terakhir, Prancis telah mengubah perdana menteri empat kali.

Baru -baru ini, Macron memilih Sebastien Lecornu September lalu. Namun, tidak sebulan ke kantor, ia mengundurkan diri.

Gejolak politik di Prancis dimulai ketika Macron membubarkan majelis rendah pada Juni 2024. Setelah pembubaran, Prancis mengadakan pemilihan hukum.

Namun, suara di parlemen seimbang, tidak ada mayoritas, sehingga sulit bagi Macron untuk memimpin pemerintah.

Aliansi yang dipimpin oleh Partai Macron telah memburuk sejak tahun 2022, sementara Partai Nasional Nasional yang ekstrem telah muncul sebagai partai terbesar.

(Isa/BAC)