Jakarta, Pahami.id —
Perdana Menteri Belanda Tandai Rutte secara resmi diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (26/6).
Penunjukan Rutte telah disetujui oleh 32 negara anggota NATO untuk menggantikan Jens Stoltenberg yang menjadi ketua organisasi tersebut selama 10 tahun terakhir.
“Saya sangat menyambut baik pilihan NATO terhadap Mark Rutte sebagai pengganti saya. Mark adalah seorang transatlantik sejati, pemimpin yang kuat dan pembangun konsensus,” kata Stoltenberg seperti dikutip AFP.
Stoltenberg juga merasa lega karena ia telah menyerahkan tongkat estafet kepemimpinan NATO kepada orang yang tepat.
“Saya tahu saya akan meninggalkan NATO di tangan yang tepat,” tambahnya.
Rutte sebagai pemimpin NATO yang baru terpilih dihadapkan pada beberapa permasalahan saat ini. Sebagai politikus Belanda, sejumlah pihak menilai ia merupakan sosok yang tepat untuk memimpin organisasi internasional tersebut.
“Dari pengalaman bertahun-tahun dalam politik Belanda dan di panggung internasional, Rutte adalah orang yang cerdas dalam menyeimbangkan hubungan politik,” kata peneliti dari Atlantic Council Think-Tank, Philippe Dickinson.
Dickinson kemudian melihat bahwa pengalaman politik Rutte akan diuji secara berat oleh situasi dunia di tahun-tahun mendatang.
“Ketajaman politik ini akan diuji hingga tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di tahun-tahun mendatang,” tambah Dickinson.
Selain itu, Rutte akan menjadi warga negara Belanda keempat yang memimpin aliansi internasional sejak awal berdirinya.
Beberapa pejabat Negara Kincir Angin yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal NATO antara lain Dirk Stikker, Joseph Luns, dan Jaap de Hoop Scheffer.
(val/rds)
