Berita Perisai Chernobyl Rusak Usai Serangan Drone, Risiko Radiasi Meningkat

by
Berita Perisai Chernobyl Rusak Usai Serangan Drone, Risiko Radiasi Meningkat


Jakarta, Pahami.id

Badan Energi Atom PBB (IAEA) mengungkapkan perisai pelindung di lokasi bencana nuklir Chernobyl Di Ukraina sudah tidak bisa lagi menjalankan fungsi utamanya setelah rusak akibat serangan drone pada Februari lalu.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Jumat, IAEA menyebutkan lapisan pelindung raksasa yang dikenal dengan nama New Secure Enclosure (NSC) telah mengalami kerusakan serius. Struktur yang dibangun untuk menutupi sisa-sisa Reaktor No. 4 dikatakan “kehilangan fungsi keselamatannya, termasuk kemampuannya menahan radiasi.”


Mengutip CNN, Ukraina menuduh Rusia melakukan serangan drone pada 14 Februari di kawasan Chernobyl, tuduhan yang kemudian dibantah Kremlin. Serangan itu memicu kebakaran dan merusak lapisan pelindung NSC.

IAEA mengatakan meskipun perbaikan darurat terbatas telah dilakukan pada bagian atap, kerusakan tersebut memerlukan perbaikan besar untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

“Pemulihan yang komprehensif dan tepat waktu sangat penting untuk menjamin keselamatan nuklir jangka panjang,” kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Mariano Grossi.

Grossi menambahkan, tidak ada kerusakan permanen pada bagian mana pun dari struktur penahan beban atau sistem pemantauan NSC. IAEA, yang memiliki tim tetap di lokasi, menyatakan akan terus mendukung upaya pemulihan penuh.

Chernobyl adalah pusat Perang Rusia-Ukraina

Ini bukan pertama kalinya Chernobyl menarik perhatian di tengah invasi Rusia yang kini memasuki tahun keempat. Pada awal invasi tahun 2022, pasukan Rusia merebut lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir dan menahan personel lokal sebelum akhirnya mundur sebulan kemudian.

NSC sendiri merupakan struktur baja melengkung raksasa yang dibangun untuk menampung Reaktor No. 4, lokasi ledakan dahsyat pada tahun 1986 yang memicu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.

Dikenal sebagai struktur bumi bergerak terbesar di dunia, pembangunan NSC dimulai pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2019. Perisai ini dirancang untuk bertahan hingga 100 tahun untuk memungkinkan proses pembersihan dan menjamin keamanan lokasi.

Proyek ini menelan biaya €2,1 miliar, dibiayai oleh lebih dari 45 negara dan organisasi internasional melalui Chernobyl Shelter Fund.

Pada tanggal 26 April 1986, terjadi ledakan di Reaktor No. 4 Chernobyl yang saat itu berada di bawah Uni Soviet, menyebarkan bahan radioaktif ke Ukraina, Belarus, Rusia dan Eropa.

Lebih dari 30 orang meninggal di sekitar kota Pripyat, sementara ribuan lainnya menderita akibat paparan radiasi. Hingga saat ini, menurut IAEA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka kejadian kanker dan cacat lahir di daerah yang terkena dampak dilaporkan masih tinggi.

Kerusakan terbaru yang terjadi di NSC menambah kekhawatiran lama mengenai keamanan lokasi Chernobyl, hampir empat dekade sejak tragedi tersebut mengguncang dunia. IAEA menegaskan bahwa modifikasi besar-besaran diperlukan untuk memastikan situs tersebut aman bagi generasi mendatang.

(sels/sel)