Jakarta, Pahami.id –
Perang kembali terjadi di perbatasan Thailand Dan Kambojamembunuh seorang tentara Thailand dan melukai delapan lainnya pada Senin (8/12) pagi.
Serangan itu terjadi ketika pasukan Kamboja menembakkan peluru dan roket ke fasilitas militer dan sipil Thailand, kemudian Thailand merespons dengan menghentikan serangan tersebut, dengan pesawat angkatan udara menyerang sasaran militer, seperti dikutip dari Pos Bangkok.
Juru bicara militer Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, mengatakan tentara Kamboja mulai melepaskan tembakan senapan dan tembakan tidak langsung ke sasaran di Chong a Ma di distrik Nam Yuen, Ubon Ratchathani, mulai pukul 05.05.
Tentara Kerajaan Thailand menerima laporan pada pukul 7 pagi bahwa satu tentara Thailand tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan Kamboja di Chong Bok di distrik Nam Yuen.
Sementara itu, Mayor Jenderal Winthai dalam jumpa pers mengatakan delapan tentara Thailand terluka dan satu tentara tewas. Namun, laporan kematian lainnya masih menunggu konfirmasi.
Kamboja kini memperluas serangannya ke wilayah Huai Ta Maria di Si Sa Ket serta Khana, Ta Khwai dan Ta Muen di Surin.
Menurut Mayor Jenderal Winthai, tentara Thailand membalas tembakan dan jet tempur menyerang banyak sasaran militer Kamboja untuk menghentikan invasi.
Angkatan Darat ke-2 mengatakan pada pukul 08.30, sebuah roket dari peluncur BM-21 Kamboja menghantam Ban Sai Tho 10 di Distrik Ban Kruat, Buri Ram.
Serangan hari Senin ini merupakan serangan lanjutan yang dilakukan Kamboja pada Minggu (7/12) sore di Si Sa Ket yang menyebabkan dua tentara Thailand terluka.
Serangan tersebut mengakibatkan warga di empat provinsi timur laut diperintahkan mengungsi dari wilayah perbatasan.
Menurut Angkatan Darat ke-2, lebih dari 385.000 orang telah dievakuasi dari daerah berbahaya. Penyerangan kemudian berlanjut pada Senin (8/12) pagi.
Angkatan Darat ke-2 melaporkan pada hari Minggu sekitar pukul 22.00, Kamboja mengerahkan tank di Samrong, provinsi Oddar Meanchey dan mengevakuasi warga dari wilayah perbatasan.
Kamboja mulai melakukan persiapan perang besar-besaran di sepanjang perbatasan dengan Thailand sekitar pukul 23.00 dini hari.
Mereka memperkuat pangkalan militer, mematikan telepon seluler, mengerahkan drone, dan memberikan penerimaan bagi komandan militer.
Sekitar tengah malam, Kamboja mengerahkan peluncur roket RM-70 di Chom Krasan, distrik Preah Vihear dan mengevakuasi desa-desa terdekat.
Sekitar pukul 1 pagi, Kamboja mengerahkan peluncur roket BM-21 dan tipe 90B di Samrong, Oddar Meanchey.
Pada pukul 3 pagi, mereka mengarahkan senjatanya ke bandara Buri Ram di Provinsi Buri Ram dan Rumah Sakit Prasat di Surin.
Setelah 25 menit berlalu, mereka menyasar Desa Ban Kachai Noi di Distrik Ban Dan, Buri Ram, yang berjarak 13 kilometer dari bandara Buri Ram dan 87 kilometer dari perbatasan.
Kamboja juga menyasar Desa Ban Chruk Khwae di distrik Prasat, Surin, yang berjarak 31 kilometer dari perbatasan.
Juru Bicara Angkatan Udara Thailand, AM Jackrit Thammavichai mengatakan, jet tempur Thailand digunakan untuk menghentikan operasi Kamboja yang mengancam keamanan negara dan rakyat Thailand.
Pesawat Angkatan Udara hanya menyerang pangkalan militer sebagai bagian dari tindakan pertahanan diri.
(RNP/BAC)

