Berita Pengamat Sebut Kecelakaan Jeju Air Tak Mungkin Cuma Akibat Bird Strike

by


Jakarta, Pahami.id

Beberapa pengamat mengatakan itu adalah kecelakaan pesawat maskapai penerbangan Korea Selatan Air Jeju tidak mungkin hanya disebabkan oleh serangan burung.

Para ahli menduga ada kerusakan mekanis pada pesawat sehingga kapal terbang tersebut tidak dapat beroperasi dengan baik.


Dosen senior desain dirgantara University of New South Wales, Sonya Brown mengatakan, sekawanan burung pada prinsipnya tidak akan mengakibatkan kecelakaan fatal seperti yang dialami Jeju Air.

Katanya, jika pesawat ditabrak burung, masih ada mesin lain yang bisa beroperasi jika salah satunya rusak.

“Serangan burung merupakan kejadian yang bisa diatasi. Kejadian seperti ini jangan sampai terjadi kejadian yang kita lihat. Karena bagaimanapun juga, ketika satu mesin tidak berfungsi, masih banyak kekuatan lain (yang bisa beroperasi normal), katanya. katanya, seperti dikutip Penjaga.

Brown mengatakan serangan burung sangat umum terjadi sehingga harus diperhitungkan dalam desain pesawat modern.

Boeing 737 dan jenis pesawat lainnya, kata dia, memiliki lapisan redundansi, terutama pada roda pendaratan yang dioperasikan secara hidrolik.

“Kalaupun mesin pesawat rusak, pesawat mempunyai redundansi karena tetap bisa beroperasi tanpa sistem hidrolik yang pada dasarnya dioperasikan secara gravitasi, sehingga landing gear tetap bisa bekerja,” ujarnya.

Brown juga menyoroti masalah redundansi ganda untuk sistem kontrol penerbangan lainnya seperti flap dan slat. Merupakan alat yang berfungsi untuk meningkatkan daya angkat dan memperluas luas sayap pesawat.

Menurut Brown, perangkat ini seharusnya bisa diaktifkan ketika terjadi insiden serangan burung.

“Mereka menjalankan dua sistem hidrolik independen, dan kecil kemungkinannya jika serangan burung akan mempengaruhi kedua sistem hidrolik independen tersebut,” katanya.

“Sepertinya masih banyak lagi yang terjadi,” lanjutnya.

Profesor di Central Queensland University, Doug Drury, pun memberikan pandangan serupa terkait kecelakaan ini. Ia meyakini, tidak mungkin kecelakaan itu hanya disebabkan oleh hantaman burung.

“Serangan burung yang mengenai satu mesin tidak akan menyebabkan kegagalan seluruh mesin. Anda bisa menerbangkan 737 dengan satu mesin,” kata Drury.

Sebuah pesawat Jeju Air jatuh saat mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu (29/12). Dalam video yang viral, pesawat mendarat tanpa roda pendaratan hingga meledak saat menabrak beton di dekat pagar bandara.

Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan insiden yang menewaskan 179 orang itu disebabkan oleh serangan burung dan cuaca buruk.

Terkait hal tersebut, analis menilai tabrakan burung tersebut kemungkinan besar tidak akan mempengaruhi fungsi roda pendaratan.

Analis penerbangan independen Alvin Lie mengatakan, meski pesawat terkena serangan burung, dampak terburuknya adalah mesin mati.

“Jika ada burung yang menabrak salah satu mesin, hal terburuk yang bisa terjadi adalah mesin mati. Serangan burung tidak akan menyebabkan roda pendarat tidak berfungsi atau penutup (sirip sayap) tidak turun. Jadi pasti ada alasan lain. , “katanya.

Analis penerbangan lainnya, Paul Charles, juga berpendapat bahwa serangan burung tidak bisa mengakibatkan kecelakaan serius seperti Jeju Air.

“Serangan burung (dapat) menyebabkan kerusakan total pada sistem kelistrikan pesawat, namun pilot harus mampu melepaskan roda pendaratan dengan cara tertentu,” kata Charles.

Penyidik ​​perlu mencari tahu apakah ada masalah pada mesin atau ada masalah mekanis lain yang diperparah dengan serangan burung tersebut, lanjutnya, seperti dikutip. Saluran Berita Asia (CNA).

(blq/baca)