Jakarta, Pahami.id —
Kekuatan Palestina berpotensi ambruk atau ambruk dalam beberapa bulan mendatang akibat sanksi ekonomi dan kekerasan pada masa kolonial Israel.
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan hal ini dipicu oleh kurangnya dana, kekerasan yang terus berlanjut, dan fakta bahwa setengah juta warga Palestina tidak diizinkan bekerja di Israel.
“Otoritas Palestina, yang bekerja sama dengan kami, memperingatkan kami bahwa mereka mungkin akan runtuh pada musim panas ini (Juni-September, red.),” katanya. Reuters.
Norwegia memimpin kelompok donor internasional untuk Palestina dan merupakan pendukung Otoritas Palestina, yang memerintah Tepi Barat.
Sedangkan Jalur Gaza dikuasai Hamas yang saat ini masih berperang langsung dengan Israel.
Berdasarkan Kementerian Kesehatan Gaza, Senin (17/6), jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di wilayah tersebut mencapai 37.347 warga Palestina sejak 7 Oktober 2023. Selain itu, 85.372 orang mengalami luka-luka.
Uang Palestina dicuri
Sejak serangan Hamas 7 Oktober yang memicu perang Gaza, Israel telah memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Otoritas Palestina, menahan pendapatan pajak yang dikumpulkan atas nama Otoritas Palestina.
Meluncurkan AFPOtoritas Palestina saat ini berada di bawah pengawasan ketat atas potensi pendanaan teroris yang menghambat transaksi bantuan.
Israel telah menduduki Tepi Barat sejak tahun 1967, dengan cengkeraman ekonomi yang kuat yang memungkinkan dua pemberi pinjaman Israel berfungsi sebagai bank koresponden di wilayah Palestina.
Hal ini bisa berubah jika Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich melaksanakan ancamannya untuk memotong jalur perbankan penting bulan depan.
Smotrich mengatakan dia telah mengalihkan $35 juta pendapatan pajak Otoritas Palestina kepada keluarga korban “terorisme,” sebuah tindakan yang dikutuk oleh Amerika Serikat.
Setelah tiga negara Eropa mengakui negara Palestina pada bulan Mei, Smotrich mengatakan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa dia tidak akan memberikan kompensasi kepada bank yang mentransfer dana mulai akhir Juni.
Bank Hapoalim Israel dan Bank Diskon Israel memerlukan perlindungan, yang akan berakhir pada 1 Juli, untuk menghindari sanksi karena berurusan dengan pemberi pinjaman Palestina.
Bank sentral Israel dan kementerian keuangan menolak berkomentar ketika dihubungi AFP.
Saluran perbankan yang digunakan untuk membayar impor Tepi Barat, termasuk komoditas penting seperti air, bahan bakar dan makanan, menangani US$8 miliar setiap tahunnya.
Bisnis Palestina menerima hampir US$1,7 miliar setiap tahunnya dalam bentuk ekspor, menurut Otoritas Keuangan Palestina.
(Reuters/AFP/arh)
!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);
fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);