Berita Pemerintah Gaza Klaim Cuma 36 Truk Bantuan Masuk, Masih Kurang

by
Berita Pemerintah Gaza Klaim Cuma 36 Truk Bantuan Masuk, Masih Kurang


Jakarta, Pahami.id

Dalam Strip Gaza menyatakan hanya 36 truk Bantuan diizinkan memasuki area tersebut pada hari Sabtu (2/8).

Jumlah truk bantuan dianggap sangat jauh dari kebutuhan sehari -hari populasi.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, sebagian besar truk mengalami gangguan distribusi sebagai akibat dari situasi keamanan yang kondusif.


Otoritas setempat menyebut situasi ini sebagai bagian dari kekacauan yang mereka pikir sengaja dipicu oleh Israel.

Dalam pernyataannya, Kantor Media Gaza menilai bahwa Israel telah sengaja menciptakan situasi yang memicu kekacauan dan memperburuk krisis kelaparan di wilayah tersebut.

Gangguan dalam distribusi bantuan disebut sebagai bagian dari apa yang mereka anggap sebagai “rencana penghancuran sistematis”.

Sebelumnya, Program Pangan Dunia (WFP) dari PBB (PBB) memperingatkan bahwa sepertiga dari orang -orang Gaza telah menderita kekurangan makanan selama beberapa hari berturut -turut karena pembatasan.

WFP memperkirakan bahwa salah satu dari empat warga Palestina di Gaza sekarang terpapar dan sekitar 100.000 wanita dan anak -anak menderita kurang nutrisi.

Pembatasan Gaza telah ada selama 18 tahun. Sejak 2 Maret, semua penyeberangan perbatasan telah ditutup. Ini mempengaruhi pengungkapan distribusi bantuan kemanusiaan dan memperburuk krisis parah di kawasan itu.

Pejabat Palestina mengatakan bahwa setidaknya 600 truk bantuan diperlukan setiap hari untuk memenuhi persyaratan 2,4 juta Gaza. Namun, jumlah sebenarnya pengiriman jauh dari jumlah itu.

Konflik di Gaza berlanjut. Sejak 7 Oktober 2023, pasukan Israel telah melancarkan serangan besar yang menewaskan lebih dari 60.300 warga Palestina dan menyebabkan kerusakan dan kekurangan makanan yang luas di wilayah tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah Gaza meminta pembukaan rute perbatasan langsung dan pengiriman bantuan yang memadai, termasuk susu formula bayi.

Mereka juga menekankan kurangnya respons dari komunitas internasional untuk memburuk, terutama di kalangan anak -anak.

(Del/sfr)