Berita PBNU Minta ke Menteri Mu’ti Agar Guru ASN Bisa Mengajar Sekolah Swasta

by


Jakarta, Pahami.id

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdalla menyarankan agar guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) diperbolehkan mengajar di sekolah swasta tanpa kehilangan statusnya sebagai ASN.

Hal itu diusulkan PBNU saat Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bertemu dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti pada Rabu (30/10) lalu.

Ulil mengatakan, usulan ini dilatarbelakangi oleh banyaknya guru-guru terbaik yang awalnya mengajar di lembaga pendidikan NU kemudian diangkat menjadi ASN yang tidak diperbolehkan lagi mengajar di lembaga pendidikan asalnya.


“Status guru swasta yang mengajar di beberapa lembaga pendidikan swasta termasuk lembaga pendidikan NU, sebagian guru tersebut setelah menjalani sertifikasi kemudian diangkat menjadi ASN kemudian tidak diperbolehkan melanjutkan mengajar di lembaga swasta karena peraturan KemenPAN. Kita berharap hal ini bisa diubah,” kata Ulil di Kantor PBNU, Jakarta, Jumat (1/11).

Ulil mengatakan, NU kerap mengalami kerugian yang sangat besar karena tidak sedikit guru yang semula mengajar di lembaga pendidikan NU diangkat menjadi ASN. Setelah menjadi ASN, lanjutnya, guru tidak diperbolehkan lagi mengajar di sekolah asalnya.

Oleh karena itu, dia berharap ada relaksasi kebijakan dari kementerian agar guru ASN swasta masih bisa ditugaskan mengajar di sekolah swasta.

“Hal ini tidak hanya menimpa guru di madrasah Islam dan NU tetapi juga di sekolah agama lainnya,” ujarnya.

Menyinggung Mu’ti ‘Muhammadiyah NU’

Di sisi lain, Ulil mengaku senang Gus Yahya menerima kunjungan Abdul Mu’ti ke kantor PBNU. Ia kemudian menilai Mu’ti memiliki latar belakang sebagai anggota NU. Selain menjabat Menteri Pendidikan Dasar, Abdul Mu’ti saat ini masih menjabat Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah.

“Dia ada di sana latar belakang NU juga. Jadi Pak Muti itu Muhammadiyah yang NU dan NU itu Muhammadiyah, seloroh Ulil.

Ulil mengatakan NU dan Muhammadiyah adalah dua ormas Islam Rahman Lil Alamin di Indonesia. Dikatakannya, dalam pertemuan antara Gus Yahya dan Mu’ti tidak ada pembicaraan serius namun Mu’ti hanya mendengarkan usulan PBNU.

Jadi beberapa hari ini dia berkeliling ke berbagai kalangan di Jakarta untuk menyusun bahan pokok. Karena menteri ini yang paling prihatin karena banyak masalah. Mungkin kementerian yang pernah dilantik terkena masalah, hanya ini kementerian,” ujarnya.

(rzr/anak)