Berita Paus Fransiskus Tur Asia Mulai dari Indonesia, Ini Jadwal Lengkapnya

by

Daftar isi



Jakarta, Pahami.id

Paus Fransiskus akan memulai kunjungan apostoliknya ke beberapa negara di Asia Pasifik, khususnya Asia Tenggara, dengan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi.

Paus Fransiskus akan menghabiskan 12 hari mengunjungi Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura mulai 3 September.

Berikut jadwal lengkapnya:


1. Indonesia (3-6 September)

Paus Fransiskus akan memulai kunjungannya di Jakarta. Ia akan tiba di Indonesia pada Selasa (3/9).

Sehari setelah tiba, pemimpin beragama Katolik itu akan menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (4/9).

Selain itu, Paus juga dikabarkan akan mengunjungi Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal.

Tema utama kunjungan ke Jakarta adalah dialog antaragama antara Islam dan Kristen, di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai diskriminasi dan pelecehan terhadap kelompok agama minoritas di Indonesia.

Paus akan bertemu dengan perwakilan enam agama dan aliran resmi Indonesia yakni Islam, Protestan, Katolik, Budha, Hindu, dan Konghucu di Masjid Istiqlal pada Kamis (5/9).

Di hari yang sama, Paus asal Argentina juga akan memimpin misa yang dihadiri lebih dari 80 ribu umat Katolik di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

Dikutip AFPPaus Fransiskus menjadi Paus ketiga yang mengunjungi Indonesia setelah Paulus VI pada tahun 1970 dan Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

2. Papua Nugini (6-9 September)

Selepas dari Indonesia, Paus Fransiskus akan mengunjungi negara tetangga, khususnya ibu kota Port Moresby.

Mayoritas penduduk Papua Nugini beragama Kristen, terutama Protestan, dengan tetap mempertahankan ritual tradisional setempat.

Bekas koloni Australia dengan sembilan juta penduduk ini terakhir kali dikunjungi Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1984 dan 1995.

Papua Nugini sering dilanda kekerasan sektarian dan yang terbaru terjadi pada bulan Januari setelah kerusuhan berdarah yang disebabkan oleh demonstrasi anti-pemerintah mengenai upah rendah.

Paus Fransiskus diperkirakan akan fokus menyerukan perlindungan lingkungan selama kunjungannya ke Papua Nugini menyusul tingginya tingkat penggundulan hutan dan seringnya terjadi bencana alam.

Selain Port Moresby, Paus Fransiskus juga akan terbang sehari ke Vanimo, sebuah kota berpenduduk 10.000 orang di ujung barat laut Papua Nugini, di mana ia akan bertemu dengan para misionaris.

3. Timor Leste (9-11 September)

Setelah Papua Nugini, Paus Fransiskus akan mengunjungi Timor Leste. Hal ini akan menjadikan Paus Fransiskus sebagai Paus pertama yang mengunjungi Timor Leste sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Indonesia pada tahun 2002.

Setelah empat abad menjadi jajahan Portugis, Timor Leste diduduki Indonesia selama 24 tahun dan baru berpisah dan menjadi negara merdeka pada tahun 2022.

Sekitar 97 persen dari 1,3 juta penduduk Timor Leste beragama Katolik. Karena itu, animo masyarakat Timor Leste terhadap kunjungan Paus Fransiskus sangat besar.

Namun, Timor Leste juga pernah dilanda kasus pelecehan anak yang dilakukan oleh pendeta Katolik. Kasus pelecehan ini memang mendapat perhatian karena sering terjadi di beberapa negara lain. Paus Fransiskus pun buka suara terkait kasus pelecehan yang menyeret gereja Katolik.

Pada tahun 2020, Vatikan membebaskan Uskup Carlos Belo, seorang pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur di Timor Timur selama 20 tahun.

4. Singapura (11-13 September)

Paus Fransiskus akan menutup rangkaian kunjungannya ke Asia Tenggara dengan singgah selama 48 jam di Singapura.

Ini adalah kunjungan kepausan pertama dalam tiga puluh delapan tahun sejak kunjungan terakhir Paus Yohanes Paulus II ke negara kota tersebut.

Dikenal sebagai pusat keuangan utama di Asia, Singapura adalah rumah bagi komunitas mayoritas Tionghoa dengan minoritas Melayu, India, dan Eurasia yang signifikan, dan pemerintah memprioritaskan pembangunan keharmonisan ras sejak kemerdekaan pada tahun 1965.

Namun, negara ini sering dikritik oleh kelompok hak asasi manusia karena membatasi kebebasan berekspresi, termasuk tidak mengizinkan protes tanpa izin.

Sekitar 19 persen penduduknya beragama Kristen. Agama besar lainnya termasuk Taoisme, Islam, dan Hindu.

(rds)