Jakarta, Pahami.id –
Seorang tersangka menyuap Konstruksi tender sebesar RM1 juta dalam pusat data kue tunai (sekitar Rp3,8 miliar) untuk menghilangkan bukti, ketika digerebek oleh Komisi Anti -Korupsi Malaysia (MacC).
Sumber mengatakan tersangka, yang merupakan manajer proyek dari perusahaan konstruksi terkemuka, mencoba menghancurkan uang tunai untuk panik dan terkejut ketika serangan di rumahnya pada hari Kamis (7/17) kemarin.
Ketika dia akan ditangkap, pejabat MACC menemukan halaman RM100, yang hampir RM1 juta, dalam proses pembakaran.
“Tersangka diduga bertindak secara tidak sengaja dengan menyita beberapa bundel uang tunai dan mencoba menghancurkannya dengan membakarnya setelah melihat kedatangan tim MACC,” kata seorang sumber.
“Setelah tim SACC berhasil membuka pintu, mereka menemukan bagian dalam penuh asap tebal keluar dari kamar mandi,” lanjut sumber itu.
MACC menangkap tersangka dan istrinya serta dua direktur perusahaan karena dugaan korupsi yang melibatkan tender pengadaan, untuk membangun pusat data RM180 juta (sekitar Rp690 miliar) di Johor.
Sekitar RM7,5 juta uang tunai yang disimpan di beberapa kotak, bersama dengan tiga jam tangan mewah, serta berbagai perhiasan termasuk cincin emas dan koin, disita dalam serangan itu.
“Uang itu dianggap dari suap yang diberikan kepada manajer dengan imbalan enam tender untuk pengadaan proyek,” kata seorang sumber.
Wakil Komisaris MACC, Ahmad Khusairi Yahaya, mengkonfirmasi insiden itu ketika dihubungi.
Dia menekankan bahwa tindakan tersangka yang mencoba menghapuskan bukti adalah tindakan kriminal serius yang dapat dikenakan Pasal 201 dari KUHP dengan hukuman maksimum tujuh tahun penjara dan denda jika dinyatakan bersalah.
Namun, Khusairi menambahkan bahwa fokus utama penyelidikan tetap dalam Pasal 16 dan Pasal 17A Komisi Korupsi Malaysia 2009, yang mengendalikan korupsi perusahaan dan tanggung jawab untuk korupsi.
MACC telah menerima perintah untuk menahan tujuh hari hingga 24 Juli untuk manajer, sementara istrinya telah ditahan selama tiga hari hingga 21 Juli.
Pengadilan Magistrates Putrajaya juga memerintahkan kedua direktur perusahaan untuk ditahan hingga 22 Juli.
(DNA)