Berita Palestina Usai AS Veto Resolusi DK PBB Soal Gaza: Ini Pembawa Bencana

by


Jakarta, Pahami.id

Kurir Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyatakan kekecewaannya atas pemungutan suara tersebut Dewan Keamanan PBB tentang resolusi gencatan senjata di Gaza pada Jumat (12/8). Resolusi tersebut tidak dapat diadopsi karena diveto oleh AS.

Pada pertemuan di New York, Riyad Mansour mengatakan hasil pemungutan suara tersebut merupakan “bencana besar.” Dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB, 13 orang mendukung resolusi tersebut, dengan Amerika Serikat dan Inggris sebagai anggota tetap yang memberikan hak veto dan abstain.


“Ini sangat disesalkan dan membawa malapetaka,” kata Riyad Mansour, seperti diberitakan berita PBBSabtu (12/9).

“Jutaan nyawa warga Palestina berada dalam bahaya. Setiap nyawa berharga, layak diselamatkan,” tegasnya.

“Bagaimana ini bisa dibenarkan? Bagaimana seseorang bisa membenarkan pembantaian seluruh ras?” dia berkata.

Resolusi Dewan Keamanan PBB hanya dapat diambil jika mendapat persetujuan sembilan anggota tanpa negara anggota tetap menggunakan hak vetonya. Anggota tetap DK PBB adalah Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Rusia, dan Perancis.

[Gambas:Video CNN]

Selama pemungutan suara, Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan kepada dewan bahwa rancangan resolusi yang diajukan oleh Uni Emirat Arab adalah naskah yang terburu-buru dan tidak seimbang.

“Itu tidak sesuai kenyataan, tidak akan membawa kemajuan konkrit,” kata Robert Wood.

“Kami tidak mendukung seruan resolusi untuk gencatan senjata yang tidak berkelanjutan yang hanya akan menjadi benih bagi perang berikutnya,” kata Wood.

AS sebelumnya telah menawarkan amandemen besar terhadap rancangan tersebut, termasuk mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 orang.

Sementara itu, Inggris memilih netral karena resolusi tersebut tidak memuat kecaman terhadap Hamas yang melakukan serangan terhadap Israel.

“Israel harus mampu melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan harus melakukannya dengan cara yang sesuai dengan hukum kemanusiaan internasional sehingga serangan seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Barbara Woodward, perwakilan Inggris di PBB.

Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan tidak berpidato di Dewan Keamanan setelah pemungutan suara. Namun, dia mengomentari resolusi gencatan senjata di Gaza melalui pernyataan.

“Gencatan senjata hanya akan terjadi jika semua sandera dikembalikan dan Hamas dihancurkan,” kata Gilad Erdan.

Amerika Serikat memprioritaskan diplomasinya sendiri dibandingkan DK PBB untuk memenangkan pembebasan lebih banyak sandera dan menekan Israel agar lebih melindungi warga sipil di Gaza ketika mereka melakukan pembalasan terhadap Hamas.

Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (12/7) mengakui ada “celah” antara niat Israel untuk melindungi warga sipil dengan kenyataan di lapangan. Oleh karena itu, dia meminta Israel benar-benar melindungi keselamatan warga sipil di Gaza.

Israel telah mengebom Gaza dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat. Sebagian besar dari 2,3 juta warga Palestina telah diusir dari rumah mereka.

Hingga Jumat (12/8), Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan 17.487 warga Palestina tewas akibat serangan Israel, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

(Kris)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);