Jakarta, Pahami.id —
Salah satu tokoh utama oposisi pemerintah Venezuela dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2025, Maria Corina Machadoterluka saat dalam perjalanan yang berisiko dan sulit ke Norwegia.
Juru bicara Machado, Claudia Macero, mengatakan pria berusia 58 tahun itu terluka di perahu kayu dalam perjalanan ke ibu kota Oslo untuk menghadiri upacara penerimaan Hadiah Nobel.
Pada Senin (15/12), Macero mengatakan tokoh oposisi sayap kanan itu mengalami patah tulang belakang saat menaiki perahu yang bergelombang.
“Patah tulang belakang sudah dipastikan,” kata Macero kepada kantor berita AFP.
Sebelumnya, surat kabar Norwegia Aftonbladet memberitakan Machado mengalami patah tulang saat menyeberangi laut dengan perahu nelayan kecil yang dihantam gelombang besar.
Dilaporkan Al JazeeraMachado melakukan perjalanan ini secara sembunyi-sembunyi karena masih bersembunyi dari pemerintahan otoriter Presiden Nicolas Maduro.
Machado telah bersembunyi sejak ia dilarang mencalonkan diri dalam pemilihan presiden Venezuela pada 24 Juli.
Ia bersembunyi karena takut nyawanya terancam oleh Maduro.
Sementara itu, beberapa laporan dari Amerika Serikat menyebutkan, pelarian Machado ke Norwegia pekan lalu melibatkan penggunaan kamuflase.
Penyamarannya termasuk wig dan perjalanan dari desa nelayan kecil di Venezuela dengan perahu kayu ke pulau Curacao, sebelum menaiki pesawat pribadi ke Norwegia.
Machado mengatakan dia mengkhawatirkan keselamatannya selama pelayaran. Selain gelombang besar, kapal perang dan jet tempur AS terus berpatroli di perairan Venezuela dan Karibia untuk menangkap kapal penyelundup narkoba.
Beberapa kapal serupa telah diserang dalam beberapa bulan terakhir dalam sebuah kampanye yang menurut pemerintahan Presiden Donald Trump merupakan upaya untuk mencegah penyelundupan narkoba ke AS.
Machado dinobatkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian oleh Komite Nobel Norwegia pada Oktober lalu.
Meski telah melewati banyak rintangan dalam perjalanannya, Machado tetap gagal tiba di Oslo tepat waktu.
Putrinya menerima penghargaan atas namanya dan menyampaikan pidato yang mengkritik Maduro dan memperingatkan perlunya memperjuangkan demokrasi.
Beberapa jam setelah upacara, Kamis pagi (11/12), Machado menyapa pendukungnya dari balkon sebuah hotel di Oslo, penampilan publik pertamanya dalam setahun.
Meski menderita patah tulang, ia memanjat barikade untuk menyambut pendukungnya di luar hotel.
(rnp/rds)

