Berita Noel & Gun Romli Cekcok Soal PDIP Utang Perjanjian Batu Tulis Prabowo

by


Jakarta, Pahami.id

Ketua Prabowo Mania Immanuel Ebenezer atau Noel bertabrakan dengan juru bicara PDIP Romli Guntur Setelah Noel mengatakan PDIP memiliki hutang historis untuk Prabowo Subianto di Perjanjian Batu.

Awalnya Noel mengatakan PDIP memiliki hutang historis dalam perjanjian batu kepada Prabowo. Tetapi orang yang membayar hutang adalah presiden ke -7 Republik Indonesia Joko Widodo.

“Gini, harus mengerti, PDIP memiliki hutang historis untuk Prabowo, yang membayar utang historis adalah jokowi, apa yang ditulis? Noel mengatakan dalam program ini Rencana politik Pahami.idMalam Senin (2/17).


Mendengar kata -kata Noel, para penembak yang hadir tidak dapat diterima. Dia mengatakan perjanjian batu tulis tidak dapat dilakukan karena Jokowi muncul dalam pemilihan presiden 2014.

Noel dan Guntur kemudian berdebat tentang ini.

“Itu salah karena Jokowi adalah bahwa 2014 tidak dapat dipenuhi karena Jokowi,” kata Guntur.

“Itu tertulis [perjanjian] Batu tulis. Ada tertulis, Anda tahu, “jawab Noel lagi.

Guntur menjawab lagi. Dia mengatakan PDIP akan membawa Prabowo atau Megawati pada tahun 2014 jika Jokowi tidak muncul pada waktu itu.

“Seharusnya itu.

“Mengapa karena Jokowi, siapa yang berarti siapa yang mengkhianati siapa? Menjawab Noel lagi.

Guntur sekali lagi menekankan bahwa karena penampilan Jokowi dalam pemilihan presiden 2014 sehingga perjanjian batu tidak dapat dilakukan.

“Karena Jokowi pada tahun 2014 baru saja ditulis, itu tidak bisa dilakukan karena Jokowi. Memang, pengkhianatan Jokowi luar biasa,” kata Guntur.

Perjanjian Batu Tertulis adalah komitmen Ketum Megawati Soekarnoputri yang mendukung pencalonan Gerindra Prabowo Subianto Ketum dalam pemilihan presiden 2014.

Dilaporkan ke beberapa media, perjanjian tersebut memiliki tujuh poin. Salah satu masalah PDIP dan Gerindra setuju untuk mencalonkan Megawati sebagai kandidat Presiden dan Prabowo sebagai Wakil Presiden dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009.

Namun, perjanjian itu kemudian tidak dilakukan karena pada pemilihan presiden 2014 PDIP membawa Joko Widodo-Jusuf Kalla. Sementara Prabowo terus maju dalam pemilihan presiden 2014 berpasangan dengan Hatta Rajasa tanpa dukungan PDIP. Namun, Prabowo-Hatta Rajasa menderita kekalahan pada waktu itu dari Jokowi-JK.

(RZR/GIL)