Jakarta, Pahami.id –
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahukamu mengatakan dia tidak akan menerima posisi negara Palestina Meski Tel Aviv mampu menjalin hubungan dengan Arab Saudi.
Netanyahu menegaskan posisinya saat wawancara dengan media Israel, Abu Ali Express. Saat itu, ia ditanya tentang prospek gencatan senjata dan resolusi yang baru-baru ini disahkan oleh Dewan Keamanan PBB.
“Tidak akan ada negara Palestina. Sesederhana itu, itulah ancaman nyata bagi Israel,” kata Netanyahu Al JazeeraKamis (20/11).
Meski demikian, Netanyahu yakin Israel bisa membuka hubungan diplomatik dengan Saudi. Meski demikian, ia juga tak mempermasalahkan jika pada akhirnya hubungan diplomatik dengan negara pimpinan Mohammed bin Salman (MBS) itu tak kunjung terwujud.
“Ada kemungkinan bahwa persyaratan tersebut dapat direalisasikan, namun persyaratan tersebut harus diterima oleh kedua belah pihak, dan baik bagi kedua belah pihak,” kata Netanyahu.
Dia kemudian berkata, “Jika itu tercapai, bagus, dan jika tidak, kami akan melindungi kepentingan vital kami.”
Sejak sebelum invasi ke Palestina, Israel sudah menunjukkan keinginan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Saudi, dengan bantuan Amerika Serikat melalui Abraham Accord Scheme.
Meski demikian, Saudi menegaskan tidak akan membuka hubungan dengan Israel selama Palestina belum merdeka.
Isu potensi hubungan kedua negara kian merenggang setelah Israel melancarkan agresi brutalnya terhadap Palestina. Akibat operasi ini, lebih dari 68.000 orang di Palestina terbunuh dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi.
Pada awal Oktober, Israel dan Hamas akhirnya menyetujui gencatan senjata. Perjanjian tersebut mencakup penghentian serangan dan pengembalian sandera serta pertukaran tahanan.
Kemudian, awal pekan ini, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi mengenai Gaza yang berisi pengerahan pasukan asing dan pengawasan sementara terhadap wilayah yang berada di bawah kendali Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
(ISA/RDS)

