Berita Netanyahu Minta Pengampunan Presiden hingga Bobrok Pasukan Israel

by
Berita Netanyahu Minta Pengampunan Presiden hingga Bobrok Pasukan Israel


Jakarta, Pahami.id

Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu meminta pengampunan dari Presiden terkait tuduhan korupsi yang dijeratnya.

Kabar lainnya, seorang pensiunan tentara Israel (IDF) mengungkap buruknya sumber daya manusia tentara IDF.


Berikut beberapa berita 24 jam terakhir yang dirangkum dalam kilasan internasional pagi ini:

Netanyahu meminta pengampunan dari Presiden Israel atas tuduhan korupsi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (23/11) secara resmi meminta presiden negara tersebut untuk memberinya pengampunan atas tuduhan korupsi.

Langkah itu diambil Netanyahu dalam upaya mengakhiri persidangan berlarut-larut yang menurutnya telah memecah belah negara.

Netanyahu berpendapat bahwa permintaan amnesti atas tuduhan tersebut akan membantu menyatukan Israel pada saat terjadi perubahan besar di kawasan.

Sejarah Diaspora Yahudi di Indonesia, gemilang sebelum kemerdekaan

Kehadiran komunitas Yahudi di Indonesia tidak sebesar kehadiran enam agama yang dianut masyarakat Indonesia.

Selain jumlah penduduknya yang minim, keberadaan mereka juga tidak mencolok. Komunitas Yahudi Tondano, Sulawesi Utara, bisa dikatakan satu-satunya yang sering diberitakan.

Kini, setelah komunitas Yahudi India Bnei Menashe diundang ke Israel, komunitas Yahudi Tondano pun diundang untuk kembali ke negeri Benyamin Netahyahu. Rabbi Yaakov Baruch menceritakan tentang undangan ini.

Pensiunan jenderal Israel mengungkapkan ‘borks’ IDF, krisis sumber daya manusia terburuk

Pensiunan Pasukan Cadangan Israel dan analis militer, Itzhak Brik, menyatakan bahwa tentara Israel (IDF) menghadapi “krisis sumber daya manusia (SDM) terburuk dalam sejarahnya” di tengah kekurangan personel yang parah.

Peringatan tersebut disampaikan Itzhak Brik, Minggu (30/11) dalam tulisan opini di Harian Maariv.

Brik mengatakan ribuan perwira dan bintara telah menghindari dinas dalam beberapa bulan terakhir, baik dengan menolak panggilan atau menolak memperbarui kontrak mereka.

(WW/IMF/BAC)