Berita Negara Kecil Ini Terancam Hilang Ditelan Samudra

by


Jakarta, Pahami.id

Salah satu negara terkecil di dunia yang terletak di Samudera Pasifik, Tuvaluyang sedang berjuang menghadapi ancaman mengerikan, tersesat di lautan.

Sebelas ribu warga Tuvalu yang tinggal di sembilan atol di Pasifik mulai khawatir bahwa negara mereka akan terus mengalami kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global.


Selama tiga dekade terakhir, permukaan laut di Tuvalu telah meningkat sebesar 15 sentimeter. Kenaikan permukaan air ini 1,5 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Padahal, Tuvalu hanya mempunyai ketinggian dua meter.


Ilmuwan NASA memperkirakan air pasang harian di Tuvalu akan menenggelamkan separuh atol utama Funafuti pada tahun 2050. Funafuti adalah rumah bagi 60 persen populasi Tuvalu, dengan desa-desa yang berdiri di atas lahan selebar 20 meter.

Pada tahun 2100, NASA juga memproyeksikan 90 persen Funafuti akan berada di bawah air.

Masyarakat Tuvalu sendiri mulai menghadapi ancaman nyata tenggelam setelah banjir air asin merusak air tanah mereka dan menghancurkan tanaman pangan. Warga Tuvalu kini bergantung pada air hujan dan kebun untuk menanam sayur-sayuran.

Ancaman tenggelamnya Tuvalu tentu tidak bisa dianggap enteng. Jika prediksi para ilmuwan benar, Tuvalu akan kehilangan eksistensinya sebagai sebuah negara setelah ditelan lautan.

Berdasarkan hukum maritim, salah satu syarat suatu negara bisa diakui dunia adalah letaknya di daratan kering.

Pemerintah Tuvalu jelas berupaya keras mencari cara untuk memastikan eksistensi negaranya tetap diakui. Salah satunya adalah mengubah undang-undang maritim untuk mempertahankan kendali atas zona maritim Tuvalu.

Empat pejabat Tuvalu mengatakan kepada Reuters bahwa upaya diplomatik negara tersebut untuk membangun dasar hukum bagi kelangsungan Tuvalu sebagai negara berdaulat telah mencapai kemajuan.

Tuvalu telah meminta mitra diplomatiknya untuk menandatangani komunike bersama yang mendukung pelestarian perbatasan maritimnya.

Delapan belas anggota Forum Kepulauan Pasifik telah menandatangani komunike ini. Australia, dalam perjanjiannya dengan Tuvalu, juga menyatakan bahwa “kenegaraan dan kedaulatan Tuvalu akan terus berlanjut.”

Lima belas negara, termasuk beberapa negara di Asia dan Eropa, juga telah menandatangani komunike bilateral dengan Tuvalu. Mereka sepakat bahwa perbatasan Tuvalu tidak akan berubah akibat kenaikan permukaan laut.

Terkait perjanjian dengan Australia, Tuvalu pada tahun 2023 telah membuat perjanjian iklim dan keamanan untuk memberikan jalan bagi 280 warga Tuvalu untuk bermigrasi setiap tahunnya ke Negeri Kanguru.

Perjanjian tersebut akan dimulai tahun depan, untuk membantu menyelamatkan eksistensi masyarakat Tuvalu.

(membaca)