Berita NATO untuk Pertama Kali Sebut China Ancaman karena Sokong Rusia

by


Jakarta, Pahami.id

Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) untuk pertama kalinya menyatakan dengan jelas hal itu Cina merupakan ancaman nyata karena mendukung Rusia pelanggaran Ukraina.

Dalam sebuah deklarasi yang disetujui oleh 32 pemimpin aliansi tersebut pada hari Rabu, NATO menuduh Beijing menjadi “pendukung setia perang Rusia melawan Ukraina.”


Aliansi pertahanan sejak itu menuntut agar Tiongkok berhenti memasok senjata dan peralatan militer lainnya kepada Rusia, dan bermaksud untuk menjatuhkan sanksi jika dukungan ini terus berlanjut atau menjadi lebih besar.

Ini adalah pertama kalinya NATO dengan jelas menyebut Tiongkok sebagai ancaman. Hingga tahun 2019, aliansi tersebut belum pernah secara resmi menyatakan hal tersebut. NATO sering menggunakan bahasa yang lembut untuk menggambarkan pandangannya terhadap Tiongkok.

Namun dalam deklarasi tersebut NATO tidak merinci sanksi yang akan dijatuhkan kepada China jika terus memasok senjata ke Kremlin.

Ada kemungkinan bahwa langkah pertama NATO adalah menjatuhkan sanksi ekonomi yang melarang Tiongkok mengakses beberapa pasar global.

Hingga setahun lalu, para pemimpin Eropa ragu-ragu untuk memberikan tekanan terhadap Beijing. Jerman khususnya memandang Tiongkok sebagai pasar penting bagi mobil mewah dan barang-barang mewah.

Banyak pemimpin Eropa yang enggan mengeluarkan deklarasi keras terhadap Beijing pada tahun 2022, ketika invasi Rusia ke Ukraina dimulai.

Hingga akhirnya Tiongkok dan Rusia semakin dekat, yang ditandai dengan ditandatanganinya perjanjian “unlimited partnership” kedua negara.

“Deklarasi tersebut menunjukkan bahwa sekutu NATO kini secara kolektif memahami tantangan ini dan menyerukan RRT untuk menghentikan aktivitas ini,” kata penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan. Waktu New York.

AS telah menyatakan sejak awal bahwa Tiongkok adalah ancaman bagi NATO. Washington sering memberikan bukti intelijen kepada NATO tentang aktivitas konspirasi yang dilakukan oleh Tiongkok.

Upaya AS akhirnya berhasil setelah mencantumkan nama perusahaan dan produsen Tiongkok yang memasok teknologi ke Rusia dalam daftar sanksi ekonomi Departemen Keuangan AS.

“Jika dukungan RRT terus berlanjut, hal ini akan merusak hubungannya dengan seluruh Eropa, dan Amerika Serikat akan terus menjatuhkan sanksi terhadap entitas RRT yang terlibat dalam kegiatan ini, melalui koordinasi dengan sekutu kami di Eropa,” kata Sullivan.

Selain masalah pasokan ke Rusia, deklarasi NATO juga menyalahkan Tiongkok atas “aktivitas siber dan hibrida yang berbahaya, termasuk disinformasi” yang ditujukan ke AS dan Eropa.

(isa/rds/bac)