Berita Mossad Cabut dari Qatar Usai Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Buntu

by

Jakarta, Pahami.id

Seorang perwakilan dari badan intelijen Israel, Mossaddiambil dari proses perundingan membahas kelanjutan gencatan senjata di Semenanjung GazaPalestina, karena merasa stuck.

Selain Israel, perundingan tersebut juga dihadiri Qatar sebagai mediator bersama Mesir dan Amerika Serikat.

“Menyusul kebuntuan negosiasi dan atas perintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Kepala Mossad David Barnea memerintahkan timnya di Doha untuk kembali ke Israel,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Al JazeeraSabtu (12/2).


Fokus mediasi di Doha, Qatar kali ini membahas potensi pembebasan sandera Israel kategori baru selain perempuan dan anak-anak.

Israel menuduh Hamas tidak memenuhi perjanjian perpanjangan gencatan senjata di Gaza. Termasuk, membebaskan seluruh sandera perempuan dan anak yang ada dalam daftar Israel.

Namun Hamas mengatakan tidak akan ada pertukaran tawanan dengan Israel sampai perang berakhir. Jika Israel ingin para sanderanya dibebaskan, kata Hamas, maka para tahanan Palestina juga harus dibebaskan.

[Gambas:Video CNN]

“Posisi resmi kami adalah tidak akan ada lagi pertukaran tahanan sampai perang berakhir,” kata Wakil Ketua Hamas Saleh Al-Arouri kepada Al Jazeera.

“Tahanan Israel tidak akan dibebaskan sampai tahanan kami dibebaskan dan setelah gencatan senjata diterapkan,” lanjutnya.

Hamas juga mengklaim telah membebaskan seluruh perempuan dan anak-anak yang disandera selama gencatan senjata yang berlangsung hampir seminggu.

“Semua tahanan Israel yang tersisa adalah tentara dan warga sipil yang bertugas di ketentaraan,” tegas Saleh Al-Arouri.

Selain itu, Hamas juga mengatakan bahwa kelompoknya bersedia mengembalikan jenazah Israel dengan imbalan pengembalian jenazah warga Palestina.

“(Hamas siap menukar) jenazah warga Israel dengan imbalan para martir kita sendiri. Tapi, kita perlu waktu untuk menggali jenazah ini,” kata Al-Arouri.

Gencatan senjata di Gaza berakhir pada Jumat (1/12) setelah tidak ada pembaruan perjanjian antara Israel dan Hamas.

Israel dan kelompok oposisi Palestina, Hamas, menyetujui gencatan senjata pada 24 November yang telah diperpanjang sebanyak dua kali.

Pasca gencatan senjata berakhir, sejauh ini lebih dari 180 warga Palestina dilaporkan tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Sementara itu, jumlah korban jiwa pasca invasi Israel yang dimulai pada 7 Oktober mencapai lebih dari 15.000 jiwa, didominasi oleh perempuan dan anak-anak.

(pra)


!function(f,b,e,v,n,t,s){if(f.fbq)return;n=f.fbq=function(){n.callMethod?
n.callMethod.apply(n,arguments):n.queue.push(arguments)};if(!f._fbq)f._fbq=n;
n.push=n;n.loaded=!0;n.version=’2.0′;n.queue=[];t=b.createElement(e);t.async=!0;
t.src=v;s=b.getElementsByTagName(e)[0];s.parentNode.insertBefore(t,s)}(window,
document,’script’,’//connect.facebook.net/en_US/fbevents.js’);

fbq(‘init’, ‘1047303935301449’);
fbq(‘track’, “PageView”);